Selasa 13 Jul 2021 13:00 WIB

Masjid di Myanmar Suplai Oksigen Hingga Makanan untuk Pasien

Masjid di Myanmar Suplai Oksigen Hingga Makanan Untuk Pasien Covid-19

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
.Masjid di Myanmar Suplai Oksigen Hingga Makanan untuk Pasien
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
.Masjid di Myanmar Suplai Oksigen Hingga Makanan untuk Pasien

REPUBLIKA.CO.ID,YANGON—Puluhan orang terlihat mengantri di luar Masjid Nwe Aye Sunni Jame, sebuah masjid di bagian tenggara Yangon, Myanmar. Mereka mengantri untuk mengisi ulang tangki oksigen, yang digunakan untuk pasien Covid-19, terlihat dari deretan tabung oksigen berwarna biru yang dijejerkan di luar masjid. 

Seorang aktivis Myanmar Thinzar Shunlei Yi melalui Twitternya menuliskan bahwa selain menyediakan layanan isi ulang oksigen, masjid juga selalu mengirimkan makanan ke pusat-pusat perawatan pasien Covid-19 sejak awal pandemi. 

Baca Juga

"Myanmar harus terus merangkul keragaman dan menghormati kekuatan dan cinta agama minoritas terhadap orang lain,” tulisnya yang dikutip di Mother Ship, Selasa (13/7).

Sejak September tahun lalu, masjid Nwe Aye diketahui telah mengumpulkan dana dan mendistribusikan makanan kemasan ke pusat karantina Covid-19, rumah sakit dan tunawisma di seluruh Yangon. Awalnya, pembagian tersebut diperuntukkan bagi umat Islam yang tidak mampu menemukan makanan halal di tengah penerapan penguncian dan pembatasan. Tetapi ketika situasinya menjadi lebih buruk, dengan lonjakan kedua kasus Covid-19, program itu berubah.

 

"Kami tidak pernah membedakan kepercayaan dan keyakinan orang ketika mereka meminta bantuan kami," kata salah satu wali masjid, Zaw Min Latt, menambahkan bahwa masjid akan mendistribusikan sekitar 5.000 makanan sehari, setengah di pagi hari, dan setengah lagi di sore hari.

Sejak awal Februari negara itu telah diguncang gejolak politik karena militer melakukan kudeta dan mengambil alih kekuasaan, menyebabkan sulitnya akses pasokan medis. Seorang penduduk mengatakan bahwa pasokan oksigen "lebih langka daripada uang".

Rumah sakit di daerah tertentu juga telah kehabisan tempat tidur, membuat pasien terpaksa dipulangkan. Sedangkan mereka yang memiliki gejala ringan diminta untuk melakukan isolasi mandiri. Rumah sakit militer juga kekurangan personel medis dan obat-obatan, dan hanya memberikan perawatan bagi personel militer dan kerabat mereka.

Seorang juru bicara militer memastikan bahwa pabrik oksigen akan beroperasi dengan kapasitas penuh untuk memaksimalkan produksi oksigen. Sementara itu, kasus terus meningkat dengan laporan 3.461 kasus baru dan 82 kematian baru pada Ahad (11/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement