"Sudah sangat jelas sejak 2017 bahwa kebun itu bisa dihancurkan. Itu sebabnya kami memutuskan untuk melakukan sesuatu," kata Aladag.
"Kami ingin menyelidiki sejarah taman ini, mendokumentasikan perkembangannya dan merekamnya dengan gambar, video, wawancara, bahkan dengan pameran seni," lanjut dia.
Dalam sebuah pernyataan kepada MEE, Mufti Istanbul mengatakan bahwa mahasiswa Universitas Istanbul, berkoordinasi dengan departemen biologi, masih dapat mengunjungi taman.
"Satu personel dari departemen biologi dan dua personel dari Mufti menjaga kebun. Taman ditutup untuk umum karena rekonstruksi gedung administrasi. Tapi kunjungan luar biasa bisa dilakukan dengan dikawal oleh pihak keamanan," sebut pernyataan itu.