3. Tuduhan persekongkolan pada penyihir Firaun dan Nabi Musa
Setelah para penyihir Firaun beriman dan mengikuti ajaran Musa, rupanya Firaun menebar kebohongan dan tuduhan bahwa sejatinya para penyihir yang menyatakan keimanan telah bersekongkol dengan Musa.
Padahal Nabi Musa datang sendirian dari kota Madyan ke istana Firaun. Bahkan ketika datang katak menjumpai para penyihir Firaun ataupun lainnya. Firaun kemudian menyuruh seseorang untuk mengumpulkan para ahli sihir yang paling sakti di kotanya. Para penyihir itu pun datang. Firaun menjanjikan hadiah dan pangkat bila para penyihir itu menang melawan Nabi Musa.
4. Hidayah Allah pada penyihir Firaun
Allah SWT menjadikan para penyihir Firaun tegar dan sabar atas siksaan yang menimpa mereka. Hanya dalam waktu singkat, mereka beriman kendatipun mereka tak pernah bersama nabi Musa. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Araf ayat 126.
5. Allah menggagalkan tipu muslihat Firaun
Berdebat dengan orang-orang yang batil adalah dengan membiarkan mereka menebar kebohongannya, kemudian menyodorkan bukti-bukti dan kebenaran lalu memusnahkan mereka dan membakarnya sampai menjadi debu. Begitu pula nabi Musa ketika menghadapi Firaun dan para penyihirnya. Nabi Musa membuktikan tanda-tanda kebesaran Allah kepada Firaun dan kaumnya. Allah SWT berfirman dalam surat Thoha 65-66:
قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَىٰ. قَالَ بَلْ أَلْقُوا ۖ فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَىٰ
“(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan? (65). Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.(66).”
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ ۚ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ “Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).” (QS Al Anbiya 18)
Sumber: alukah