"Yang dimaksud disitu tidak boleh disandarkan atau dialamatkan kepada Nabi Adam dan Hawa. Sebab, keduanya itu terbebas dari kemusyrikan. Nabi Adam kan maksum," katanya.
Maka, menurut Ustadz Syahrullah, yang menjadikan sekutu bagi Allah adalah keturunan-keturunan nabi Adam. Sementara itu, pendapat mufasirin lainnya menjelaskan ayat tersebut maupun ayat sebelumnya tidak menyebutkan itu adalah Adam dan Hawa. Pendapat ini juga menyebut bukanlah Nabi Adam dan Hawa yang menyekutukan Allah.
"Tidak mungkin nabi Adam itu musyrik karena seorang nabi pasti terlindungi dari dosa," katanya.
Advertisement