Dalam tafsir Al Madinah Al Munawwarah disebutkan, para rasul yang memiliki derajat yang tinggi itu telah Allah beri karunia sebagian mereka melebihi sebagaian yang lain.
Sebagian mereka berbicara dengan Allah secara langsung, seperti Musa dan Muhammad, dan meninggikan sebagian lainnya melebihi yang lain, seperti Nabi Ibrahim, Idris, dan Muhammad; dan Allah memberi kepada Isa berbagai mukjizat besar dan menguatkannya dengan malaikat Jibril.
Seandainya Allah menghendaki, orang-orang yang ada setelah kepergian para rasul tidak akan saling berperang setelah dalil-dalil dan mukjizat dating kepada mereka. Namun umat-umat para nabi saling berselisih sampai saling berperang, sebagian mereka beriman kepada Allah dan sebagian yang lain mengingkari. Andai Allah tidak menghendaki niscaya hal itu tidak akan terjadi, namun Allah melakukan segala sesuatu apa yang Dia kehendaki.
5. Bershalawat kepadanya. Allah SWT berfirman:
وَسَلٰمٌ عَلَى الۡمُرۡسَلِيۡنَۚ "Dan selamat sejahtera bagi para rasul." (QS Ash Shaffat 181). Ibnu Katsir menyatakan, artinya, semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada mareka di dunia dan akhirat karena kebenaran dari apa yang dikatakan oleh mereka tentang Tuhannya. Rasulullah ﷺ telah bersabda:
إذا سلمتم عليَّ فسلموا عَلَى الْمُرْسَلِينَ، فَإِنَّمَا أَنَا رَسُولٌ مِنَ الْمُرْسَلِينَ “Apabila kamu mengucapkan salam kepadaku, maka ucapkanlah pula salam kepada para rasul, karena sesungguhnya aku ini hanyalah salah seorang dari para rasul itu.”
Di samping itu, Sheikh Ibn Utsaimin pernah ditanya soal apakah diperbolehkan untuk berdoa pada nabi lain selain Muhammad ﷺ? Dia menjawab dengan mengatakan, Ya, diperbolehkan berdoa untuk nabi-nabi sebelumnya semoga berkah dan damai menyertai mereka."
Sumber: islamweb