REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat Nabi Zakaria AS memasuki umur paruh baya, ia meminta kepada Allah agar dikaruniai seorang anak lelaki yang bisa mewarisi kenabiannya. Sebab, dia khawatir kaumnya akan tersesat setelahnya yang tidak ada seorang nabi setelahnya.
Dalam bacaan doanya, ia sangat meminta kepada Allah karena istrinya sudah tua dan mandul. Allah berfirman dalam surat Maryam ayat 2-6 berbunyi:
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ
اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا
وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ
يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
Zikru raḥmati rabbika ‘abdahụ zakariyyā. Iż nādā rabbahụ nidā`an khafiyyā. Qāla rabbi innī wahanal-‘aẓmu minnī wasyta’alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu’ā`ika rabbi syaqiyyā. Wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī ‘āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā. Yariṡunī wa yariṡu min āli ya’qụba waj’al-hu rabbi raḍiyyā.
“Yang dibacakan ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria, (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.”