Selasa 04 May 2021 04:41 WIB

Jejak Islam di Portugal yang Disamarkan

Pada abad ke-10, setengah populasi semenanjung Iberia adalah Muslim.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Warga membagikan makanan buka puasa di hari pertama Ramadhan di Mouraria, Lisbon. Muslim di Portugal sangat minoritas, hanya 50 ribu orang, kebanyakan imigran dari Afrika
Foto:

Dia ingin kurikulum sekolah mencakup lebih baik tentang periode panjang hidup berdampingan antara Muslim, Kristen, dan Yahudi, yang sering diyakini sebagai alasan wilayah tersebut makmur sebagai pusat budaya dan sains.

“Saya berharap ada lebih banyak fokus pada warisan yang ditinggalkan oleh pemerintahan Muslim, itu tidak terlalu terkenal di Portugal,” jelasnya.

Membangun Identitas Eropa

Semua siswa yang bersekolah di sekolah Portugis diwajibkan untuk membaca The Lusiads, sebuah puisi epik abad ke-16 oleh penyair Portugis Luis Vaz de Camoes yang merayakan kejayaan raja dan penjelajah Portugal pada saat ekspansi kekaisaran.

Puisi tersebut menceritakan kisah pelayaran laut pertama navigator Vasco da Gama ke India dan pertemuannya dengan Muslim, yang digambarkan sebagai orang yang licik dan berbahaya.

Dirayakan sebagai pahlawan nasional karena membuka jalur laut ke India yang memberi akses Portugal ke perdagangan rempah-rempah, yang selama ini dikuasai oleh pedagang Arab. Da Gama juga dituduh melakukan kampanye teror terhadap umat Islam dalam memperjuangkan kontrol perdagangan laut.

Sebagai pembalasan atas serangan terhadap Portugis, da Gama menangkap sebuah kapal dengan 200 peziarah Muslim yang kembali dari Makah dan membakarnya, menewaskan ratusan orang di dalamnya. Tapi pembantaian semacam itu tidak disebutkan dalam The Lusiads, atau di buku pelajaran sekolah Portugis, di mana Muslim disalahkan atas sebagian besar serangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement