Jumat 09 Apr 2021 06:45 WIB

Hukuman Tunai Allah SWT di Dunia untuk Pembunuh Cucu Rasul

Allah SWT memberikan balasan setimpal para pembunuh Husain di dunia.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT memberikan balasan setimpal para pembunuh Husain di dunia. Karbala
Foto:

Ada banyak riwayat yang mengisahkan hukuman Allah terhadap para pembunuh al-Husain, dan sebagian besarnya merupakan kisah sahih. Ibnu Katsir menuturkan, "Sebagian besar riwayat tentang petaka yang menimpa para pembunuh al-Husain adalah sahih. Sedikit sekali dari mereka yang berhasil selamat dari petaka dunia. Tidak seorang pun dari mereka yang mati tanpa menderita sakit sebelumnya, dan kebanyakan mereka menderita penyakit gila." (Lihat al-Bidayah wan Nihayah).

Al-A'masy mengatakan, "Aku mendengar perihal seorang laki-laki yang sengaja buang air besar di atas makam al-Husain bin Ali. Maka Allah menimpakan penyakit gila, lepra, sopak, dan berbagai penyakit serta musibah kepada keluarganya." (Lihat Tarikh Dimasyq).

Para pembunuh al-Husain dan ahlul baitnya juga menjadi buronan yang terus dikejar pasukan al-Mukhtar bin Abu Ubaid ats-Tsaqafi, seorang yang ingin menuntut balas atas kematian al-Husain dan ahlul baitnya pada tragedi Karbala. Akhirnya, pasukan ini berhasil menggelandang mereka satu per satu ke hadapan al-Mukhtar. Al- Mukhtar lantas memerintahkan untuk membunuh mereka dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan kekejian mereka terhadap al-Husain ketika itu.” (al-Bidayah wan Nihayah).

Syamr bin Dzul Jausyan dibunuh dalam sebuah penyergapan yang dilakukan pasukan al-Mukhtar. Ketika itu, Syamr menghadapi pasukan tersebut tanpa sempat mengenakan baju atau menyentuh pedangnya. Syamr memang sempat melukai mereka, namun Abu Umarah kemudian berhasil membunuhnya. Jasadnya lalu dilemparkan untuk makanan anjing. (Lihat al-Alam karya az- Zarkali).

Khauli bin Yazid al-Ashbahi juga mengalami nasib yang sama, ia dibunuh lalu jasadnya dibakar. Pasukan al-Mukhtar menghukumnya demikian karena dialah yang membawa kepala al-Husain. (Lihat Usdul Ghabah).

Umar bin Sa'ad bin Abu Waqqash juga mati dibunuh. Ia adalah komandan pasukan yang membunuh al-Husain. Anaknya, Hafsh, juga ikut dibunuh. 

Sedangkan Sinan bin Anas, laki-laki yang dituduh sebagai pembunuh al-Husain lari dan menjadi buronan, namun rumahnya dirobohkan. (Lihat al-Bidayah wan Nihayah).

Adapun Hakim bin Thufail ath-Tha-i, orang yang memanah al- Husain, ia juga dibunuh  pasukan al-Mukhtar. Demikian pula dengan nasib Umar bin Shabah ash-Shad. (Lihaat Tarikh Ibnu Khaldun).

Menurut catatan Ibnu Khaldun, al-Mukhtar terus memburu para pembunuh al-Husain. Setelah mendapat informasi tentang keberadaan Ubaidullah bin Asad al-Juhani, Malik bin Nasir al- Kindi, dan Haml bin Malik al-Muharibi, yaitu di wilayah Qadisiyah, ia langsung meringkus dan membunuh mereka. Dia juga menangkap Ziyad bin Malik Adh Dhuba'i, Imran bin Khalid al- Atsari, Abdurrahman bin Abu Hasykah al-Bajali, dan Abdullah bin Qais al-Khaulani. Orang-orang inilah yang dahulu merampas bahan pewarna pakaian yang dibawa al-Husain. 

Al-Mukhtar lalu membunuh mereka semua. Abdullah (atau Abdurrahman) bin Thalhah dan Abdullah bin Wuhaib al-Hamdani, yaitu sepupu al-A'masy, juga ditangkap dan dibunuh. Utsman bin Khalid al-Juhani dan Abu Asma' Bisyr bin Samith al-Qabisi juga bernasib sama. Keduanya terlibat dalam pembunuhan Abdurrahman bin Aqil dan merampas barang-barang miliknya. Setelah ditangkap, keduanya dibunuh dan dibakar (Liht Tarikh Ibnu Khaldun).

 

Para pembunuh al-Husain terus diburu dan dibunuh dengan cara yang berbeda-beda. Jika si pelaku tidak ditemukan, rumahnya pasti dirobohkan (Lihat Al-Muntazham).  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement