Jumat 02 Apr 2021 20:36 WIB

Teror Kaum Neo Khawarij, Kanker Ganas di Tubuh Umat Islam?

Serangan teror yang terjadi adalah manivestasi pemikiran Khawarij era klasik

Serangan teror yang terjadi adalah manivestasi pemikiran Khawarij era klasik. ilustrasi terorisme
Foto:

 

Ada pula yang tetap berada pada level taqlid, dan ini adalah kelompok mayoritas. Mereka juga sah ibadahnya. Lalu ada sebagian ulama yang mumpuni keilmuannya tetapi tidak sampai derajat mujtahid. Ibnu Taimiyah menyebutnya dengan kelompok muttabi’. 

Di luar kelompok ini ada kaum muda, dalam artian muda usia maupun muda pemahaman agamanya, yang di dalam catatan sejarah Islam selalu membuat kegaduhan dan kerusakan. Mereka tidak peduli pada silsilah transmisi keilmuan melalui jalur sanad yang ketat. Mereka sangat semangat memurnikan Islam dan menegakkan keadilan serta hukum Allah SWT, tetapi tidak memiliki ilmu dan pemahaman yang benar. Mereka inilah yang kemudian diidentifikasi sebagai kaum Khawarij.   

Golongan ini selalu merasa lebih sholih, lebih benar, dan lebih baik Islamnya dibandingkan dengan siapapun. Dalam hadis-hadits tentang Khawarij disebutkan bahwa pemuka Khawarij bahkan merasa lebih adil dari Rasulullah SAW, merasa lebih saleh dan lebih baik dari Abu Bakar, Umar, dan para sahabat lain. 

Menurut Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah, mereka melakukan aksi politik besar pertama pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, meskipun yang terkenal adalah ketika mereka melakukan perlawanan terhadap Ali bin Abi Thalib.  

Ibnu Katsir mengatakan bahwa demonstran Khawarij yang membunuh Utsman bin Affan itu adalah kaum baru Islam, bukan para sahabat Rasulullah. Mereka menuduh Ustman dengan tuduhan tidak menegakkan keadilan, melakukan nepotisme, dan tidak menegakkan syariat Islam dengan benar. Seandainya mereka memahami ajaran Islam dengan baik, mereka tidak akan menuduh Utsman bin Affan, menantu Rasulullah yang dijamin masuk surga itu dengan tuduhan-tuduhan keji.  

Ketika mereka melawan Ali bin Abi Thalib dan pasukannya, mereka juga merasa sebagai orang-orang yang menegakkan keadilan dan hukum Allah. Mereka menuduh Ali bin Abi Thalib sebagai orang yang tidak mnegakkan hukum dan syariat Allah. Padahal Ali bin Abi Thalib yang juga dijamin masuk surga itu tentu jauh lebih paham tentang ajaran Islam daripada mereka. 

Dari sini kita juga paham kenapa kaum Khawarij hari ini, yang disebut Syekh Ali Jumah dan para ulama Al Azhar Mesir sebagai Khawariju al-‘Ashr atau Neo Khawarij, begitu mudah membunuh, menteror, dan menyakiti orang. Jangankan non-Muslim, sesama orang Islampun mereka bunuh dan mereka teror. Itulah yang dilakukan Alqaeda, ISIS, JAD, dan ratusan kelompok Neo Khawarij lainnya.  

Khawarij sebagai sebuah mazhab hanya tersisa kelompok Ibadhiyah yang saat ini dianut oleh sekelompok kecil umat Islam di salah satu negara Teluk. Tetapi sebagai sikap beragama, kaum Khawarij ini berada di mana-mana. Meskipun mereka sendiri terkadang tidak menyadari dan mengklaim bahwa perilakunya dalam beragama dan berpolitik sama persis dengan ajaran kaum Khawarij.    

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement