Kamis 25 Mar 2021 21:24 WIB

Keislaman, Kearaban dan Keindonesiaan (1)

Indonesia merupakan bangsa muslim terbesar di dunia yang paling sedikit terarabkan.

Keislaman, Kearaban dan Keindonesiaan (1)
Foto:

Tapi harus dicatat: meski paling sedikit terarabkan, suasana Arab pun sudah sedemikian terasanya di negeri ini. Nama-nama lembaga negara, jalan dan kantor di Indonesia dinamai dan ditulis dengan bahasa/huruf Arab. Juga kebanyakan nama-nama orang Indonesia sangatlah Arab (Arabic-name).

Dulu Bangsa Indonesia malah menuliskan bahasanya, bahasa Melayu, dengan huruf Arab: disebut huruf Jawi (Arab pegon). Naskah-naskah kuno Melayu dan Jawa (obyek studi Filologi) banyak ditulis dalam huruf Arab.

Bahkan ada pemeo seandainya tidak ada penjajahan Belanda selama –mitos atau realitas- 350 tahun, bangsa Indonesia sangat boleh jadi tetap menulis bahasa Indonesia dengan huruf Arab (huruf hijaiyah). Penjajah Belandalah yang memopulerkan huruf Latin sehingga menggeser huruf Arab.

Karena paling sedikit terarabkan itulah maka wajar jika di kalangan masyarakat Indonesia ada pandangan bahwa keislaman dan kearaban itu tidak identik dan oleh karenanya maka kita berhak mewujudkan keislaman yang khas Indonesia. Islam Indonesia harus membebaskan diri dari citra dan bayang-bayang kearaban. Tentu pandangan ini sangat populer ketika citra Dunia Arab sedang merosot ke titik nadir seperti sekarang ini.

Persepsi kesejajaran antara keislaman dan kearaban menjadi dramatis ketika dipertentangkan dengan keislaman dan keindonesiaan seperti tercermin dalam polemik yang hangat akhir-akhir ini. Polemik ini bagi saya wajar dan biasa saja. Manis bukan?

 

https://suaramuhammadiyah.id/2021/03/23/keislaman-kearaban-dan-keindonesiaan/

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement