Kamis 25 Mar 2021 21:24 WIB

Keislaman, Kearaban dan Keindonesiaan (1)

Indonesia merupakan bangsa muslim terbesar di dunia yang paling sedikit terarabkan.

Keislaman, Kearaban dan Keindonesiaan (1)
Foto:

Pandangan seperti itu tentu terkesan anakronistik, kalau bukannya ahistoris. Pasalnya, seperti diuraikan oleh Prof. Walid Khalidi, Pusat Kajian Timur Tengah di Universitas Harvard, dalam Pengantar untuk buku History of the Arab, magnum opus-nya Philip K. Hitti (edisi ke-10, 2002), bahwa bangsa Arab pra-Islam pernah menjadi pemeluk paganisme dan kemudian beragama Kristen.

Walhasil, meski orang Arab secara numerikal banyak yang (tetap) menganut Kristen, tapi kesan bahwa Arab itu Islam dan Islam itu Arab memang sangatlah kuat menancap di pikiran banyak orang, baik terpelajar maupun, apalagi, awam.

Maka alih-alih di Indonesia, di dunia Arab sendiri sekali pun, bahkan sampai akhir-akhir ini, masih ada perdebatan tentang keislaman dan kearaban. Di kalangan Arab saja ada pandangan bahwa kearabanlah yang harus lebih dominan dari pada keislaman, seperti bunyi slogan “Nahnu ‘arabiyyan qabla an nakuna Islamiyyan” (kami orang Arab sebelum kami menjadi orang Islam).

Lihat saja ideologi Pan Arabisme, setidaknya sejak PD II, jauh lebih kuat daripada Pan Islamisme seperti tercermin dalam kenyataan lebih kuatnya ikatan Liga Arab (Jāmiʻa al-ʻArabiyya) daripada Organisasi Konperensi Islam (OKI).

Memang tidak semua bangsa yang berhasil diislamkan berhasil pula diarabkan, seperti Iran, Pakistan, Turki, dan last but not least Indonesia. Indonesia merupakan bangsa muslim terbesar di dunia yang paling sedikit terarabkan.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement