REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mungkin sebagian Muslim ada yang mengalami kesulitan menghafal Alquran. Apalagi jika umurnya sudah paruh baya, tentu menghafal atau mengulang hafalan Alquran menjadi sulit. Selain karena mungkin terlalu sibuk dengan urusan duniawi, mungkin juga karena, disadari atau tidak, menumpuknya dosa-dosa.
Beda halnya ketika masih kecil. Menghafal Alquran terasa mudah. Hati yang masih bersih dan pikiran masih jernih, serta jauh dari perbuatan maksiat yang dapat menodai hati. Juga punya banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk menghafal Alquran.
Dalam konteks di masa awal Islam, para sahabat Nabi Muhammad SAW juga mudah dalam menghafal Alquran dan hadits. Ibnu al-Atsir menjelaskan mengenai faktor-faktor yang membuat sahabat Nabi SAW mudah dalam menghafal Alquran dan hadits.
Faktor pertama, ialah ingatan yang kuat. Para Sahabat Nabi SAW memiliki ingatan yang kuat dan inilah yang membedakan mereka dengan yang lain. Ayat-ayat dan hadits tersimpan di dalam hati mereka.
Faktor kedua adalah kesederhanaan bangsa Arab dan keterbatasan hidup mereka tanpa kemewahan. Ini ternyata berdampak sangat besar terhadap kejernihan pikiran dan kekuatan hafalan, khususnya hafalan Alquran dan hadits.
Faktor ketiga, ialah cinta tulus mereka kepada Rasulullah SAW. Perasaan ini memengaruhi secara mendalam dalam upaya melestarikan kitab suci Alquran melalui hafalan-hafalannya.
Adapun kecintaan mereka kepada Allah SWT tidak bisa dilukiskan, sebab mereka telah mengerahkan sesuatu yang kecil hingga yang paling berharga demi Allah SWT. Sejarah mencatat, mereka mengorbankan diri dalam melindungi Rasulullah SAW dan tidak ada keraguan atas hal itu.
Faktor keempat adalah keindahan Alquran sampai melampaui setiap bayan. Termasuk juga membungkam setiap lisan, musuh dan kesombongan. Sungguh ini adalah mukjizat dari Allah SWT sampai akhir zaman. Demikian pula, hadits Nabi SAW menjadi fokus perhatian para Sahabat untuk kemudian dihafal setelah Alquran.
Mukjizat Alquran tidak membutuhkan penjelasan dan pernyataan soal kebenaran. Adapun sunnah ialah lautan kenabian dengan mutiara yang berlimpah.
Faktor kelima, ialah kehadiran Rasulullah SAW di antara para Sahabat yang memelihara Alquran dan As-Sunnah. Rasulullah mengajari mereka apa yang belum dipelajari, dan membimbing dalam urusan agama sehingga memudahkan para Sahabat dalam menghafalnya.
Faktor keenam, karena para sahabat berpedoman pada Allah SWT dan sunnah Rasulullah. Faktor ketujuh, yaitu karena kebijaksanaan Allah SWT dan Rasul-Nya yang memberi pendidikan dan bimbingan kepada para Sahabat sehingga mereka pun mudah menghafal Alquran dan hadits.
Sumber: alukah