REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Apakah Rasulullah Muhammad SAW melihat Allah SWT saat peristiwa Isra dan Miraj? Persoalan ini pernah dibahas ulama klasik.
Tim peneliti Aswaja Center Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Ustadz Yusuf Suharto, menjelaskan Allah SWT adalah Zat yang wujud, dan setiap yang wujud berkemungkinan bisa dilihat. Berikut in penjelasan Ustadz Yusuf Suharto, dalam keterangannya kepada Republika.co.id:
Ru’yatullah (melihat Allah) adalah kategori hal yang mungkin terjadi menurut akal, baik di dunia maupun akhirat. Dalam hal ini Syekh Nawawi dalam Nur ad-Dhalam halaman 41 menyatakan:
لأنّ اللهَ موْجودٌ وكلُّ موجودٍ يصِحّ أنْ يُرى "Karena Allah itu adalah zat yang wujud. Dan tiap yang wujud itu sah-sah saja bisa dilihat."
Melihat Allah di dunia hanya terjadi bagi Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa mikraj, dan tidak terjadi bagi siapapun selain beliau. Dalam hal ini Syekh Nawawi berkata:
والرُّؤيةُ بِالعينِ في الدُّنيا يقَظةً مخْصوصةٌ به صلّى اللّه عليه وسلّم ولَمْ تَقعْ لِغيره "Melihat (Allah) dengan mata kepala di dunia secara sadar itu adalah kekhususan bagi Nabi Muhammad SAW, dan tidak pernah terjadi bagi selain beliau.”
Adapun melihat Allah di akhirat adalah terjadi bagi kaum Muslimin, menurut ijmak para sahabat, dari pemahaman Alquran dan hadits.
Banyak sekali karya para ulama yang menyatakan bahwa Rasulullah melihat Allah dalam peristiwa isra miraj. Di antara referensi yang menyebutkan demikian adalah kitab Nur ad-Dhalam karya salah seorang mahaguru ulama Nusantara, Syekh Nawawi Banten. Pada halaman 40 Syekh Nawawi menulis:
حتّى وصَل اِلى مكانٍ تحتَ العرشِ ولمْ يُجاوزْه فَرأى ربَّه في هَذا المقامِ "Sehingga beliau (Nabi Muhammad) sampai pada tempat di bawah Arsy, dan beliau tak melampauinya. Kemudian beliau melihat Tuhannya di tempat ini."
Tempat yang dimaksud dalam teks ini adalah tempat pijak Rasulullah, dan bukan tempat Allah, karena sebagaimana dijelaskan susulan teks berikutnya bahwa Allah tak bertempat, dan tak berarah.
Sama dengan "orang beriman melihat Allah di surga". Tentu maknanya bukan bahwa Allah bertempat di surga, melainkan bahwa "orang beriman melihat Allah di tempat pijak kaum beriman yaitu di surga".
Allah adalah wujud tanpa...