5. Teladan Rasulullah ﷺ senantiasa bersikap sabar, meskipun dakwahnya tidak diterima. Istri Nabi SAW, Aisyah RA pernah berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, pernahkah anda merasakan kesulitan yang paling sulit daripada hari Perang Uhud?" Beliau menjawab: "Aku pernah mengalami kesulitan dari kaummu, dan itulah kesulitan yang paling sulit yang pernah ku alamai dari mereka, yaitu peristiwa di Hari Aqabah. Ketika itu aku mendatangi Ibnu 'Abd Yaaliil bin 'Abd Kulal, tapi dia tidak mau memenuhi harapanku sehingga aku pergi meninggalkannya dengan penuh kecemasan, dan aku baru sadarkan diri ketika aku sampai di Qarnits Tsa'alib. Lalu aku mendongakkan kepalaku dan ternyata aku sedang dinaungi oleh awan, setelah kuperhatikan, ternyata malaikat Jibril ada di sana. dia memanggilku dan berkata: 'Sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu dan penolakan mereka terhadap ajakanmu. Dan Dia telah mengutus malaikat penjaga gunung agar anda dapat menyuruhnya untuk menghancurkan mereka sekehendak hatimu'." Beliau bersabda: "Lalu malaikat penjaga gunungpun memanggilku dan mengucap salam kepadaku sambil berkata: 'Wahai Muhammad, Sungguh Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu, dan aku malaikat penjaga gunung telah diutus oleh Rabbmu untuk menemuimu guna melaksanakan apa yang anda kehendaki. Jika anda menghendaki, maka aku akan menutupkan dua gunung ini kepada mereka'." Rasulullah SAW bersabda kepadanya: "Bahkan aku sangat berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka orang yang mau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun" (HR Muslim).
6. Melatih kesabaran dan memaafkan merupakan bagian dari iman. Latihlah diri ini agar senantiasa memafkan orang lain saat hendak pergi tidur. Maafkan mereka yang berdosa, menganiaya, dan melawan Anda.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ». رواه مسلم
"Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian." (HR Muslim).
7. Saat tengah marah dianjurkan untuk diam, dari pada menanggapi dan berdebat dengan orang lain. Allah SWT berkata kepada Maryam:
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا "Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini" (QS Maryam: 26).
8. Menahan amarah dengan mengalah untuk tetap menjaga kepentingan. Rasulullah ﷺ pernah menyampaikan sabdanya saat cucunya, Al-Hasan masih kecil:
إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ، وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ "Sesungguhnya cucuku ini seorang pemimpin, semoga saja melaluinya Allah تعالى mendamaikan dua kelompok besar dari kaum muslimin -yang sedang bertikai" (HR Bukhari).
9. Tetap menjaga hubungan baik dengan menahan marah dan menghidari pertikaian. Rasulullah bersabda:
وَإِنَّ حُسْنَ الْعَهْدِ مِنَ الْإِيمَانِ "Dan sesungguhnya menjaga hubungan baik itu bagian dari iman" (HR Hakim).
Sumber: saaid