REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq, memiliki sifat mulia yang tentunya patut dicontoh umat Muslim.
Berikut ini adalah lima contoh karakter mulia dari sahabat dekat Rasulullah SAW itu:
1. Tidak pernah minum khamar
Sahabat Nabi yang bernama lengkap 'Abdullah ibn 'Ustman ibn 'Amir ibn 'Amr ibn Ka'ab ibn Sa'ad ibn Taym ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Lu-ay ibn Ghalib ibn
Fihr al-Taimiy itu tidak pernah minum khamr atau minuman keras dalam hidupnya. Dia mengharamkan miras untuk dirinya.
2. Setia kawan
Abu Bakar setia kepada kawan yang sedang dalam kesusahan. Sikap setia kawan ini bisa terlihat saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Yatsrib. Abu Bakar melakukan persiapan dengan membawa perbekalan dan menemani Rasulullah SAW dalam perjalanan.
Abu Bakar menemani Nabi Muhammad saat bersembunyi di dalam gua untuk menghindari kejaran orang-orang kafir Makkah. Kisah mereka termaktub dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita..." (QS At-Taubah: 40)
3. Suka menolong sesama
Abu Bakar memerdekakan budak-budak yang disiksa tuannya karena memeluk Islam. Contoh budak yang dimerdekakan oleh Abu Bakar, antara lain adalah Bilal ibn Rabbah al Habsyiy, 'Amir bin Fuhairah dan lainnya.
4. Membenarkan ucapan Nabi Muhammad SAW
Abu Bakar adalah yang pertama kali percaya terjadinya Isra Miraj, meski dia tidak mendengar hal itu langsung dari Nabi Muhammad SAW sendiri. Apalagi perjalanan ke langit yang dilakukan Nabi Muhammad dengan buraq itu tentu sukar dipercaya. Karena itulah Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shiddiq yaitu orang yang membenarkan apa yang dikatakan Nabi SAW.
5. Tawadhu
Sikap ini terlihat saat Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Dalam pidato politiknya, Abu Bakar menunjukkan ketawadhuannya dengan menyampaikan bahwa dia bukanlah orang yang terbaik di antara orang-orang kala itu.
Abu Bakar memperlihatkan bahwa dia bisa saja terjebak pada suatu kesalahan sehingga seorang pemimpin perlu menerima masukan agar kembali ke jalan yang benar. Berikut ini pidato Abu Bakar:
"Wahai umat manusia, sesungguhnya aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Karena itu, jika aku berbuat baik, tolonglah, namun jika aku berbuat kesalahan, bawalah aku kepada yang benar. Orang yang lemah dalam pandangan kalian akan kuat di sisiku, sehingga akan aku kembalikan haknya kepadanya. Sebaliknya, orang yang kuat di sisi kalian akan lemah dalam pandanganku, sehingga akan aku tegakkan kebenaran kepadanya.
Ingatlah, setiap kaum yang meninggalkan jihad fii sabilillah akan ditimpakan Allah kehinaan kepadanya, sedangkan setiap kejahatan yang tersebar dalam suatu kaum hanya akan mendatangkan bala secara umum. Taatlah kalian kepadaku selama aku mentaati Allah dan Rasul-Nya, dan kalau sekiranya aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada kewajiban kalian untuk mentaatiku."