Rabu 10 Mar 2021 13:16 WIB

Beramal dengan Hadits Dhaif atau Lemah Menurut 4 Mazhab

Penggunaan hadits lemah atau dhaif sudah jamak dilakukan era dulu

Penggunaan hadits lemah atau dhaif sudah jamak dilakukan era dulu. (Foto: Ilustrasi perpustakaan)
Foto:

- Mazhab Maliki 

 فَقَدْ اتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى جَوَازِ الْعَمَلِ بِالْحَدِيثِ الضَّعِيفِ فِي فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ وَاغْتِنَامًا لِلثَّوَابِ الْوَارِدِ  Para ulama sepakat boleh mengamalkan hadits dhaif dalam keutamaan amal dan meraih pahala / motivasi (Mawahib Al-Jalil, 1/56) 

- Mazhab Syafi'i 

وقد قدمنا اتفاق العلماء علي العمل بالحديث الضعيف في فضائل الاعمال دون الحلال والحرام وهذا من نحو فضائل الاعمال   

Telah kami jelaskan kesepakatan ulama untuk mengamalkan hadits dhaif dalam hal keutamaan amal, bukan hukum halal dan haram (Al-Majmu' 3/248) 

- Mazhab Hanbali 

( فَلَا بَأْسَ ، لِجَوَازِ الْعَمَلِ بِالْحَدِيثِ الضَّعِيفِ فِي فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ ) . قَالَ الشَّيْخُ تَقِيُّ الدِّينِ : الْعَمَلُ بِالْخَبَرِ الضَّعِيفِ ، بِمَعْنَى : أَنَّ النَّفْسَ تَرْجُو ذَلِكَ الثَّوَابَ ، أَوْ تَخَافُ ذَلِكَ الْعِقَابَ . وَمِثْلُهُ : التَّرْغِيبُ وَالتَّرْهِيبُ وَالْمَنَامَاتِ 

Boleh mengamalkan hadits dhaif dalam keutamaan amal. Syekh Taqiyuddin berkata: “Artinya bahwa seseorang menginginkan pahala dan takut dengan dosa. Demikian pula hal motivasi ibadah dan dorongan menjauhi dosa.” (Mathalib Uli An-Nuha, 3/234) 

- Imam al-Bukhari 

Ada sebagian yang alergi terhadap hadits dhaif dengan berdalil pada Imam al-Bukhari yang mengarang kitab Sahih al-Bukhari. Faktanya tidak begitu, buktinya adalah sebagai berikut: 

روى له البخاري ثلاث احاديث ثالثها في الرقاق .... وكأن البخاري لم يشدد فيه لكونه من احاديث الترغيب والترهيب  Al-Bukhari meriwayatkan dari Thafawi sebanyak 3 hadits, salahsatunya tentang akhlak... Sepertinya Bukhari tidak terlalu ketat tentang Thafawi karena ini soal hadits motivasi ibadah dan dorongan menjauhi dosa (Hady As-Sari, 2/162) 

ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ: اﺣﻔﻆ ﻣﺌﺔ ﺃﻟﻒ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﻭﻣﺎﺋﺘﻲ ﺃﻟﻒ ﺣﺪﻳﺚ ﻏﻴﺮ ﺻﺤﻴﺢ  al-Bukhari berkata: "Saya hafal 100 ribu hadits sahih dan 200 ribu hadits dhaif" (Faidl Al-Qadir 1/17) 

Selain kitab Shahih al-Bukhari, Imam al-Bukhari juga memiliki beberapa kitab lain seperti At-Tarikh baik Kabir atau Shaghir, juga kitab Adab Al-Mufrad. Dalam kitab-kitab tersebut Imam al-Bukhari tetap mencantumkan hadits-hadits dhaif. 

 “Memang ada segolongan ulama yang memvonis hadits dhaif tidak boleh diamalkan dan disetarakan dengan hadits palsu. Tapi kita tetap ikut mayoritas ulama sejak ribuan tahun silam,” kata dia.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement