REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari akhir sudah pasti terjadi. Namun, waktu tepatnya hanya Allah SWT yang mengetahui. Beberapa tanda dan penjelasan tentang hari akhir tercantum dalam Alquran dan hadits.
Salah satu tandanya adalah hilangnya orang-orang baik dan beragama. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Abdullah bin Amru RA:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَأْخُذَ اللَّهُ شَرِيطَتَهُ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ ، فَيَبْقَى عَجَاجٌ لا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا ، وَلا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا
“Tidaklah Hari Kiamat akan datang sampai Allah ‘mengambil’ orang-orang yang baik dan beragama dari penduduk bumi sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang hina dan tidak memiliki kebaikan sama sekali. Mereka tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar.” (HR Ahmad 11/181).
Dijelaskan dalam buku Tamasya ke Negeri Akhirat oleh Syekh Mahmud al-Mishri, tanda tersebut akan muncul saat kemaksiatan banyak terjadi dan orang yang meninggalkan amar makruf nahi mungkar.
Hal ini karena apabila orang-orang saleh melihat kemungkaran dan tidak mengubahnya, maka adzab itu secara merata akan menimpa mereka. Allah berfirman dalam surat al-Anfal ayat 25:
وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ Wattaqụ fitnatal lā tuṣībannallażīna ẓalamụ mingkum khāṣṣah, wa\'lamū annallāha syadīdul-\'iqāb. “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.”
Nantinya, akan muncul orang-orang yang berbangga diri dalam berbuat dosa. Mereka bangga bahwa dirinya menyembah setan bukan Allah. Allah berfirman dalam surat Yasin ayat 60-61:
اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ
A lam a’had ilaikum yā banī ādama al lā ta’budusy-syaiṭān, innahụ lakum ‘aduwwum mubīn. Wa ani’budụnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm.
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu, dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.”