Rabu 24 Feb 2021 18:19 WIB

Ar-Razzaq, Maha Pemberi Rizki

Cukup tidaknya rezeki dalam diri seseorang ditentukan oleh rasa syukur pada Allah.

Ar-Razzaq, Maha Pemberi Rizki
Foto:

Ketiga, Allah SwT yang menciptakan cara-cara yang akan dipakai manusia dan makhluk lainnya untuk mencari atau memperoleh rezeki yang telah Allah SwT  sediakan itu. Keempat, Allah SwT yang memberikan langsung kepada manusia dan makhluk lainnya mengenai rezeki yang dibutuhkan dan dimohonkan oleh umat manusia dan makhluk lainnya kepada-Nya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sungguh sama sekali tidak benar dan tidak dibenarkan seseorang merasa bangga telah berhasil dalam usahanya mencari rezeki yang seolah-olah tidak ada “faktor pemberian” dari Allah SwT di situ. Lebih tidak dibenarkan kalau sampai seseorang menjadi suka pamer terhadap rezeki yang telah berhasil diraihnya, apalagi kalau sampai justru mempersombong diri gara-gara rezeki yang telah diraihnya tersebut.

Bahwa terasa cukup-tidaknya rezeki dalam diri seseorang banyak ditentukan oleh kadar tinggi-rendahnya rasa syukur atau rasa terima kasihnya kepada Allah SwT dalam menerima kenyataan rezeki yang telah berhasil diraihnya (Qs. Ibrahim 14: 7). Bahwa keimanan terhadap ketentuan rezeki berdasar takdir Allah SwT justru memunculkan rasa optimisme dalam kehidupan ini.

Sebab, jika seseorang dihadapkan pada keberhasilan, maka dia akan tetap rendah hati dan mempertahankan bagaimana proses keberhasilan tersebut terjadi. Di samping itu, jika dia belum berhasil meraih atau mencapai suatu usaha (dalam kata lain gagal), maka dia masih memiliki harapan besar kepada Allah SwT yang memiliki sifat “Ar-Razzāq.”

Sifat “Ar-Razzāq” ini mendidik umat Islam agar dalam hidup ini perlu berpedoman teguh pada prinsip: usaha dan doa.

Wallāhu a’lam bish-shawāb.

Sumber: Majalah SM Edisi 23 Tahun 2017

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement