Jumat 15 Jan 2021 15:09 WIB

Jelek-jelekkan Pemerintah di Publik, Bentuk dari Nasihat?

Menghinakan pemerintah di muka umum bukan bagian dari nasihat

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Menghinakan pemerintah di muka umum bukan bagian dari nasihat. Ilustrasi Hate Speech / Ujaran kebencian
Foto:

 

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: مَنْ أَكْرَمَ سُلْطَانَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى في الدُّنْيَا، أَكْرَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى في الدُّنْيَا، أَهَانَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barang siapa yang memuliakan penguasa di dunia, akan dimuliakan Allah di akhirat, dan barang siapa yang menghinakan penguasa di dunia, maka Allah akan hinakan dia pada hari Kiamat" (HR Ahmad).

Imam Ibnu Ashim rahimahullah di dalam kitabnya,sunnah, memberikan bab: "Apa-apa yang diriwayatkan dari Nabi yang memerintahkan untuk memuliakan penguasa dan melarang keras untuk menghinakannya".

عن زياد بن كُسيب العدوي قال: كنتُ مع أبي بكرة تحت منبر ابن عامر، وهو يخطب وعليه ثياب رقاق، فقال أبو بلال: انظروا إلى أميرنا يلبس ثياب الفساق، فقال أبوبكرة: اسكت؛ سمعتُ رسول الله -صلى الله عليه وسلم - يقول: من أهان سلطان الله في الأرض أهانه الله

Nabi ﷺ menyuruh umatnya untuk bersabar terhadap kezhaliman penguasa. Dan dengan kesabaran itu Allah akan berikan ganjaran yang besar. Beliau ﷺ bersabda dalam riwayat Ibnu Abbas RA:

عن ابن عباس، رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم ، قال: مَن رأى من أميره شيئاً يكرهه فليصبر عليه؛ فإنّه مَن فارق الجماعة شبراً فمات إلّا مات ميتة جاهلية

"Barang siapa yang tidak menyukai sesuatu dari pemimpinnya maka hendaklah ia bersabar terhadapnya. Sebab, tidaklah seorang manusia keluar dari penguasa lalu ia mati di atasnya, melainkan ia mati dengan kematian jahiliyah." (HR Muslim).

Ahlus Sunnah wal Jamaah berpendapat bahwa mentaati pemimpin secara makruf merupakan salah satu dasar utama akidah. Dari sini para imam Salaf memasukkannya dalam kitab-kitab akidah. Hampir seluruh kitab akidah pasti menyebutkan dan menjelaskan tentang wajibnya taat kepada ulil amri. Ketaatan ini termasuk kewajiban syari atas setiap muslim, karena ini merupakan perkara asasi untuk mewujudkan stabilitas keamanan dan ketertiban di dalam negeri kaum Muslimin.

Adapun penamaan Ahlus sunnah sudah ada sejak generasi pertama islam pada kurun waktu yang dimuliakan Allah, yaitu generasi sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in. Abdullah bin Abbas RA berkata ketika menafsirkan firman Allah SWT: 

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ

"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS Ali Imran:  106).

 

"Adapun orang yang putih wajahnya mereka adalah Ahlus sunnah wal jamaah, adapun orang yang hitam wajahnya mereka adalah ahli bidah dan sesat" (Tafsir Ibnu Katsir). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement