Selasa 12 Jan 2021 20:16 WIB

Mimpi Rasulullah dan Musyawarah Sebelum Perang Uhud

Rasulullah bermimpi melihat seekor sapi jantan dan pedangnya yang rompal.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Mimpi Rasulullah dan Musyawarah Sebelum Perang Uhud. Jabal ruma adalah bukit yang dipercaya sebagai tempat pasukan pemanah Muslim saat Perang Uhud. Sejumlah orang mengunjungi dan naik ke Bukit atau Jabal Ruma, Ahad (21/7).
Foto:

Hingga akhirnya setelah mendengar banyak permintaan agar pasukan Muslim maju ke medan laga, Rasulullah pun masuk ke dalam kediamannya untuk mengenakan baju besi dan mengambil pedang. Melihat Rasulullah muncul dengan baju perang, para sahabat pun merasa menyesal karena telah menekan agar menerapkan perang terbuka.

Untuk menebus penyesalan, para sahabat pun menyarankan agar Rasulullah tetap di Madinah sedang para sahabat maju ke medan perang. Tetapi hal itu ditolak Rasulullah.

Rasulullah menganggap keputusan yang sudah diambil pantang untuk ditarik kembali. Rasulullah bersabda: Tidaklah layak bagi seorang nabi yang sudah mengenakan baju zirahnya untuk melepaskannya sebelum Allah menetapkan ketetapan-Nya.  

 

“Pada saat itu Rasulullah memang lebih menginginkan penerapan strategi bertahan di Madinah. Tapi ketika suara yang mendukung perang terbuka ternyata lebih keras terdengar dalam musyawarah, maka beliau pun memutuskan mengambil keputusan berdasarkan suara yang terkuat itu. Di saat keputusan sudah diambil, Rasulullah tentu tidak menarik kembali walau seberat apa pun risikonya. Sungguh seandainya keputusan itu harus meminta korban 70 ribu prajurit dan bukan tujuh puluh prajurit, pastilah Rasulullah tidak akan ragu tetap menerapkan keputusan tersebut. Perang Badar memang telah membuahkan kemenangan yang sempurna, sementara perang Uhud juga adalah sebuah kemenangan meski dalam skala yang lebih kecil,” jelas Gulen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement