Thaun sangat berbahaya dari segi penyebarannya, sehingga dalam konteks virus Covid-19 sekarang ini masyarakat Muslim hendaknya juga mengikuti penjelasan dari ahli medis untuk disiplin dalam melakukan fisical distancing ataupun sosial distancing. Karena, hal ini juga telah diajarkan pada abad ke-14 silam oleh al-Asqalani.
Selain itu, dalam manuskrip Arab ini juga dijelaskan tentang penyebaran thaun kala itu ke beberapa penjuru dunia, seperti ke Arab, Eropa, dan Cina. Wilayah-wilayah terdampak thaun tersebut sekarang juga menjadi wilayah yang terdampak virus Corvid-19.
“Jadi thaun ini tidak hanya menimpa dunia Islam saja, hampir seluruh dunia. Makanya disebut pandemi. Jadi, thaun yang terjadi pada ke-9 Hijriah dan yang mencapai puncaknya pada abad 14 ini juga sampai ke Eropa dengan sangat mematikan,” kata Kang Oman.
Pada akhir abad ke-19, thaun tersebut kemudian menyebar ke hampir seluruh penjuru dunia, termasuk ke China Selatan. Sedangkan manusia yang wafat akibat thaun ini mencapai 10 juta orang. Sayangnya, belum diketahui apakah thaun tersebut juga menyebar ke nusantara atau tidak.
Karena, lanjut Kang Oman, sumber manuskrip tentang thaun tersebut sampai saat ini belum ditemukan. Hanya saja, dalam penelitian yang pernah dilakukan, pandemi juga pernah terjadi di Hindia Belanda pada 1918 M, yang dikenal dengan Flu Spanyol.
“Sudah ada beberapa peneitian, tapi yang terkait dengan manuskrip ini perlu dicari lagi mungkin,” jelas Kang Oman.