REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Islam di Madinah membawa nuansa baru dan progresif. Islam sebagai entitas baru yang tengah bertumbuh mendobrak tradisi, yakni merangkul perbedaan dan mengesampingkan pertumpahan darah.
Pesan damai dan cinta kasih pun ditumbuhkan dalam sebuah negara bernama Madinah. Madinah yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad pun melahirkan sebuah perjanjian sakral.
Dalam buku Yang Tersembunyi dari Sirah Nabi karya Musthafa As-Siba’i dijelaskan, Rasulullah menulis perjanjian antara kaum Muhajirin dengan Anshar sebagai saudara satu sama lainnya. Di dalam isi perjanjian itu, disebutkan pula perjanjian damai dengan kaum Yahudi dan pengakuan agama serta harta mereka.
Perjanjian ini sangat penting dalam tonggak peradaban Islam karena menyangkut prinsip dasar negara Islam. Di dalamnya mengandung nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, toleransi agama, dan sikap tolong-menolong antarsesamanya. Semua prinsip itu diikat dengan nama Piagam Madinah.