Jumat 25 Dec 2020 09:32 WIB

Betulkah Kita Menanggung Dosa Orang yang Kita Bicarakan?

Penyakit lidah salah satunya ghibah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Betulkah Kita Menanggung Dosa Orang yang Kita Bicarakan?
Foto:

Quraish Shihab menyebut seseorang yang melakukan ghibah dapat mengurangi pahala yang telah dia kumpulkan selama hidup. Nantinya, akan ada tuntut-menuntut di antara orang  yang melakukan kesalahan dengan orang yang disalahkan.

Orang yang disalahkan itu akan menuntut pahala dari orang yang melakukan kesalahan. Rasulullah SAW menyebut mereka sebagai seorang yang bangkrut.

“Nabi Muhammad menyebut, di hari kemudian ada seseorang yang datang dengan segala kebajikan, tapi setelah terjadi tuntut-menuntut, dia bangkrut karena kebaikan diambil orang lain dan dosanya ditambah,” ujar dia.

Itulah sebabnya, dalam Alquran ada perintah untuk berucap. Yang paling penting dan perlu digarisbawahi, katakanlah sesuatu yang tepat. Tepat pada sasaranya, waktunya, kata-katanya, dan intonasinya.

Namun, ada beberapa situasi yang memperbolehkan seseorang melakukan ghibah. Pertama, jika orang yang disebutkan terang-terangan melakukan keburukan. Misal, ada orang yang terkenal peminum, jika menyebut dia sebagai peminum tidak apa-apa karena itu tidak membongkar keburukannya.

Kedua, saat orang meminta fatwa kepada ulama. Ini terjadi pada masa Rasulullah.

Kala itu, ada istri yang datang kepada Rasulullah. Dia menanyakan apakah boleh mengambil harta dari suaminya yang kikir, lalu Nabi menjawab, ambil secukupnya. Terakhir, boleh menyebut keburukan orang dalam konteks menyampaikan sesuatu untuk menghalangi orang lain percaya kepadanya atau menerimanya. 

 

https://www.youtube.com/watch?v=lvgBhCQ7Pzw

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement