REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selain manusia, Allah SWT juga menciptakan makhluk lain, yakni jin. Manusia tidak bisa merasakan keberadaan jin atau melihatnya. Sebenarnya, apa itu jin?
Pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, Prof M Quraish Shihab menjelaskan dari segi bahasa, jin terambil dari akar kata yang berarti janana janin jana tersembunyi.
Makanya bayi yang masih di dalam perut disebut dengan janin karena tersembunyi. Jin adalah makhluk yang tersembunyi. Allah berfirman dalam surat Al-Araf ayat 27 :
…..ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ Innahụ yarākum huwa wa qabīluhụ min ḥaiṡu lā taraunahum. “….Mereka melihat kamu tapi kamu tidak bisa liat mereka….”
“Jin adalah makhluk Allah yang serupa dengan manusia dalam banyak hal. Ada laki-laki dan perempuan, ada masyarakatnya, ada yang baik dan ada yang buruk atau berdosa,” kata Quraish Shihab dalam video bertajuk Shihab dan Shihab eps. 4 Jin di kanal Youtube Najwa Shihab.
Sama dengan manusia, para jin juga makan. Namun, makanan mereka berbeda dengan manusia. Mereka makan tulang. Oleh karena itu, Rasulullah berpesan agar tidak membersihkan kotoran dengan tulang karena tulang merupakan makanan saudara-saudara kaum jin. Selain makan, jin juga menikah dan tidak hidup kekal.
Lebih lanjut, Quraish mengatakan ada manusia yang dapat mengendalikan jin, yaitu Nabi Sulaiman AS. Kemampuan Nabi Sulaiman AS didapat karena sangat dekat dengan Allah dan jauh melebihi kemampuan jin.
Dalam Alquran dijelaskan, suatu ketika, Nabi Sulaiman AS meminta agar singgasana Ratu Balqis yang ada di Yaman dipindahkan. Kemudian jin berkata, ‘saya mampu memindahkan setengah hari sebelum kamu beranjak kembali ke rumah.’
“Jin bisa dikendalikan manusia, tentu saja dengan catatan dia adalah orang yang taat dan dekat dengan Allah sehingga diberi kekuatan,” ujar dia.
Jin juga mempunyai keistimewaan. Selain tidak bisa terlihat oleh mata manusia, mereka dapat mengambil bentuk dari berbagai bentuk. Misal, mengambil bentuk seorang manusia. Bahkan, mereka dapat mengambil bentuk seseorang yang dikenal padahal nyatanya bukan dia.
“Mereka (para jin) bisa jadi datang menggoda istri dalam bentuk suami. Makanya di hadits Nabi diajarkan apabila akan berhubungan hendaknya baca doa ya Allah jauhkanlah jin dari kami dan jauhkan juga kami dari jin,” kata dia.
Tak hanya kelebihan, jin juga memiliki kelemahan. Kelamahan jin ini seharusnya digunakan manusia dalam konteks untuk menghindari gangguan jin.
Alquran menyebut jin adalah khannas. Khannas berarti jika diusir mereka lari, namun tetap datang lagi jika tidak diusir. Quraish Shihab mengibaratkan seperti lalat. Saat lalat diusir, mereka akan pergi namun akan kembali. Jika tidak diusir lagi, mereka tidak akan pergi.
Oleh karena itu, umat Muslim diharuskan memperbanyak berzikir, mengingat Allah, dan berbuat kebaikan. Sebab, jin yang jahat tidak senang terhadap kebaikan. Mereka senang terhadap hal yang buruk.
“Jin jahat itu yang setan kalau mereka menggoda. Sama halnya seperti manusia, kalau dia menggoda itu setan,” ucap dia.
S umber: https://www.youtube.com/watch?v=2w1LAWVIggM&list=PL2VXOB_zPEPyAnqoEA0PnM90-oUjfJROd&index=4