Kamis 03 Dec 2020 05:03 WIB

Cara Allah Menyiapkan Nabi Muhammad Menjadi Rasul

Nabi Muhammad manusia terbaik yang disiapkan Allah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Cara Allah Menyiapkan Nabi Muhammad Menjadi Rasul
Foto:

Oleh karena itu, Allah menakdirkannya sebagai manusia yang ummi, artinya orang yang suci sebagaimana saat ia baru lahir dari rahim ibunya yang tidak pernah mendapat ilmu dari sesama manusia. Dengan demikian, Allah-lah yang mengajar Muhammad secara langsung.

Sejak kecil, Muhammad juga terpelihara dari dosa. Mukjizat juga datang silih berganti. Pada saat di bawah asuhan wanita yang menyusuinya, Halimah al-Sa'diyah, Muhammad kecil pernah mengalami peristiwa yang mencengangkan.

Suatu ketika saat Nabi Muhammad SAW tengah bermain di pelosok desa bersama Abdullah ibn Harits, saudara sesusu Nabi SAW, Nabi tiba-tiba dihampiri dua lelaki berpakaian putih. Lelaki tersebut merupakan malaikat yang kemudian membawanya dan membelah perut dan dadanya untuk mengeluarkan dari hatinya sesuatu yang mirip dengan segumpal daging berwarna hitam. Kemudian mereka mencucinya dengan cairan mirip salju.

photo
Infografis Minuman yang Paling Disukai Rasulullah - (Republika.co.id)

 

Dengan demikian, Allah sudah membersihkan hati Muhammad sejak kecil. Ketika masih kanak-kanak, sikapnya yang bijak sudah terpancar dan membuat teman-temannya senang terhadapnya. Di antara kaumnya, Muhammad adalah orang yang paling ksatria, paling santun, dan paling jujur ucapan dan perbuatannya.

Muhammad juga menggembala kambing, yang membuatnya memiliki kepribadian yang sabar, santun, dan peduli. Allah juga meghendaki Muhammad menikah dengan Siti Khadijah yang dapat memberikan kasih sayang dan meringankan bebannya. Khadijah merupakan wanita terkaya di zamannya dan paling tinggi kedudukannya.

 

Sebelum diutus menjadi Rasul, Nabi Muhammad juga kerap melakukan renungan di dalam Gua Hira. Di sana, beliau merenungkan tentang alam dan melakukan komunikasi dengan Tuhannya. Di Gua Hira yang jauh dari kegaduhan duniawai, Nabi Muhammad mendapat kejernihan pikiran, yang membuatnya tegar saat menerima wahyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement