Menghilangkan cahaya keshalehan
Dari kesempurnaan birrul walidaini adalah berbuat baik dan berbakti kepada orang tua ketika keduanya masih hidup dan ketika salah satunya atau keduanya sudah tiada. Jika orang tua sudah tiada, maka kewajiban anak untuk memelihara hubungan dengan orang-orang yang dekat dan dicintai oleh orang tua.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin menyambung hubungan dengan orang tuanya di alam kubur, maka sambunglah silaturrahmi dengan sahabat-sahabatnya setelah ia meninggal dunia,” (HR Abu Ya’la dari Ibnu Umar).
Sementara dari Abdillah bin Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda : “Peliharalah hubungan dengan teman-teman yang dicintai kedua orang tuamu, jangan kamu memutuskannya. Sebab apabila hubungan itu terputus, Allah akan memadamkan nur cahayamu,” (HR Bukhari).
Dari kedua hadits tersebut, dijelaskan hubungan persahabatan orang tua yang terjalin dengan baik, apabila tidak diteruskan oleh anak-anaknya tentu akan hilang jika hubungan tersebut masih kerabat atau keluarga.
Terhalang masuk surga
Ibnu Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Tiga macam dosa yang diharamkan Allah bagi yang melakukannya untuk masuk surga, yaitu 1) orang yang selalu mabuk-mabukan (minum khamer), 2) orang yang mendurhakai ibu dan ayahnya, dan 3) germo (orang yang membiarkan istrinya melacur atau orang yang sengaja memelihara pelacur),” (HR Ahmad, An-Nasai dan Al-Hakim).
Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda : “Empat macam orang yang selayaknya Allah tidak memasukkan mereka ke surga dan tidak akan memberi pada mereka nikmat surge, yaitu orang yang selalu meminum khamer, pemakan harta riba, pemakan harta anak yatim tanpa hak, dan orang yang durhaka kepada ayah atau ibunya,” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqqi).
Jadi jika seseorang itu taat beragama apabila durhaka kepada orang tua sekecil apa pun kesalahannya, maka ia akan terhalang masuk surga.