Selasa 13 Oct 2020 23:22 WIB

Hadits Taat Pemerintah Meski Punggungmu Dicambuk Benarkah?  

Terdapat hadits yang disalahgunkan untuk taat buta pemerintah.

 Terdapat hadits yang disalahgunkan untuk taat buta pemerintah. Ilustrasi
Foto:

Kalau demikian, berarti setiap yang Nabi صلى الله عليه وسلم sabdakan adalah wahyu dari Allah سبحانه وتعالى ; tidak ada perselisihan, tidak ada pertentangan, dan tidak ada kontradiksi di dalamnya. Maka sesuatu yang mesti diyakini dan diketahui setiap muslim, bahwa mengambil harta seorang muslim atau bahkan seorang dzimmiy, secara tidak benar, begitu juga memukul punggungnya secara tidak benar, adalah sebuah tindakan yang berdosa dan mengandung permusuhan. Sementara Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu, haram bagimu menumpahkan (merusaknya).” 

Maka, tidak ada perbedaan diantara umat Islam bahwa orang yang menyerahkan hartanya untuk diambil dan punggungnya untuk dipukul secara zalim, sementara ia bisa untuk menghindari itu dengan cara apapun, berarti ia telah membantu pelaku kezaliman untuk melakukan dosa dan permusuhan, dan ini semua adalah haram menurut Aquran.” 

Keempat, Imam Abdul Haq ad-Dihlawi dalam kitabnya Lama’at at-Tanqih menegaskan bahwa maksud dari kalimat “meskipun punggungmu dicambuk dan hartamu dirampas” adalah dalam konteks kasus personal yang terjadi antara seseorang dengan sang penguasa. Ia mengatakan : 

وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك أي ظلمك في نفسك ومالك  “Meskipun ia (penguasa) memukul punggungmu dan mengambil hartamu, maksudnya ia menzalimi dirimu dan hartamu (secara personal).” 

Jadi, meskipun potongan hadits ini kita terima, ia tidak berlaku untuk kezaliman yang bersifat masif dan menyangkut orang banyak. Walaupun hal ini pun juga tidak sejalan dengan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim : 

من قتل دون ماله فهو شهيد “Siapa yang terbunuh karena mempertahankan hartanya maka ia syahid.” 

Kelima, yang juga tak kalah pentingnya adalah mau dikemanakan sekian banyak ayat dan hadits yang mendorong untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, berkata benar di depan penguasa yang zalim, tidak boleh ada kepatuhan kepada makhluk dalam bermaksiat pada Khaliq, orang yang diam terhadap kezaliman sama dengan setan yang bisu, dan nash-nash (ayat dan hadits) lainnya yang senada.  

Perhatikan hadits berikut yang diriwayatkan oleh Imam Thabarani dalam Mu’jam Shaghir-nya. Meskipun pada beberapa rawinya ada maqal, namun derjatnya tidak kurang dari hasan seperti yang diisyaratkan oleh Imam Haitsami dalam Majma’ Zawaid.  

Dari Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 

ألا إن الكتاب والسلطان سيفترقان فلا تفارقوا الكتاب ألا إنه سيكون أمراء يقضون لكم فإن أطعتموهم أضلوكم وإن عصيتموهم قتلوكم» قال: يا رسول الله فكيف نصنع؟ قال: «كما صنع أصحاب عيسى ابن مريم , نشروا بالمناشير وحملوا على الخشب موت في طاعة خير من حياة في معصية الله عز وجل 

“Sesungguhnya Alquran dan kekuasaan akan bercerai, maka jangan kalian tinggalkan Alquran. Ketahuilah, akan ada para pemimpin yang memerintahmu. Jika kamu patuh, mereka akan menyesatkanmu. Tapi jika kamu menentang, mereka akan membunuhmu.” 

Muadz bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang mesti kami lakukan?” Rasulullah bersabda, “Lakukan seperti yang dilakukan pengikut Isa bin Maryam. Mereka rela digergaji dan disalib. Mati dalam ketaatan lebih baik daripada hidup dalam maksiat.” والله تعالى أعلم وأحكم

 

 

*Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri Padang Panjang dan alumni Al-Azhar Kairo Mesir jurusan hadits.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement