Ahad 11 Oct 2020 05:57 WIB

5 Faktor Penghapus Pahala Ibadah yang Kita Lakukan

Terdapat lima faktor yang bisa menghapus pahala ibadah umat Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat lima faktor yang bisa menghapus pahala ibadah umat Islam. Ilustrasi Sedekah
Foto:

photo
Ibadah dzikir (ilustrasi) - (Republika TV)

4. Mengungkit amalan

Ketika seorang Muslim melakukan ibadah atau perbuatan baik dalam hidup, ikhlas merupakan pondasi yang harus terus dimiliki. Rasa ikhlas juga harus dijaga ketika sedang berinfak atau bersedekah. 

Dalam QS Al-Baqarah ayat 262, Allah SWT berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allâh, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Robb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." 

Untuk menjaga rasa ikhlas itu, Allah SWT lantas melarang seseorang untuk mengungkit-ungkit amalan yang telah ia lakukan. Dalam QS Al-Baqarah ayat 264, Allah SWT mengingatkan agar seorang Muslim tidak mengumbar-umbar amalan baik yang dia lakukan atau pahala yang ia dapatkan sebelumnya akan hilang.

Di ayat tersebut dituliskan: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian".

5. Menyakiti perasaan seseorang

Menyakiti perasaan seseorang bisa menjadi salah satu faktor hilangnya pahala seorang Muslim. Hal ini juga disampaikan Allah SWT dalam QS Al-Baqarah ayat 264 di atas.

Selain itu, dalam QS AL-Baqarah ayat 263 disebutkan tentang perbuatan yang lebih baik dari sedekah adalah perkataan yang baik atau memberi maaf. Lengkapnya surat tersebut berbunyi :

قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti." 

Dalam HR Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah bersabda: 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ:...  إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ.

 

"Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang pada Hari Kiamat dengan banyak pahala shalat, puasa, zakat, dan haji. Tapi di sisi lain, ia juga mencaci orang, menyakiti orang, memakan harta orang (secara batil/zalim), menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Ia kemudian diadili dengan cara membagi-bagikan pahalanya kepada orang yang pernah dizaliminya. Ketika telah habis pahalanya, sementara masih ada yang menuntutnya maka dosa orang yang menuntutnya diberikan kepadanya. Akhirnya, ia pun dilemparkan ke dalam neraka".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement