REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama berbeda pendapat tentang tempat pemakaman jenazah Nabi Adam. Menurut pendapat yang masyhur, jenazah beliau dimakamkan di suatu pegunungan saat beliau diturunkan (dari surga), yaitu di Hindi. Ada pula yang mengatakan bahwa jenazah beliau dimakamkan di gunung bernama Jabal Abu Qubais yang berada di Makkah.
Dalam buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi sejak Nabi Adam Alaihissalam hingga Nabi Isa Alaihissalam tulisan Ibnu Katsir menyebutkan Ibnu Jarir mengatakan bahwa sebelum terjadi badai topan dan banjir yang sangat dahsyat, Nuh memindahkan jasad Adam dan Hawa dalam sebuah peti. Selanjutnya, jenazah keduanya dimakamkan di Baitul Maqdis.
Ibnu Asakir juga meriwayatkan dari sebagian perawi, ia berkata, "Kepala (jenazah) Adam berada di Masjid Ibrahim, sedangkan kedua kakinya berada pada bebatuan di Baitul Maqdis. Sementara itu, Hawa wafat setahun setelah wafatnya Adam."
Perbedaan pendapat juga terjadi berkaitan dengan usia Nabi Adam. Penulis sejarah nabi telah mengemukakan dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah secara marfu' bahwa sesungguhnya, usia Adam telah tertulis di Lauh Mahfuzh, (yaitu) seribu tahun.
Informasi dari hadis ini tidak bertentangan dengan penjelasan yang terdapat di dalam kitab Taurat. Di dalam kitab ini disebutkan bahwa Adam hidup selama 930 tahun.
Pendapat mereka yang kontradiktif dengan informasi dari hadis Nabi ini jelas tertolak dan tidak dapat diterima sebab bertentangan dengan kebenaran yang sampai kepada kita dan benar-benar terjaga keautentikannya. Pasalnya, kebenaran ini berasal dari seseorang yang ma'shum (yaitu Nabi Muhammad ).
Di sisi lain, pendapat mereka yang tertolak itu merupakan integrasi antara penjelasan yang berasal dari kitab Taurat dan hadis Nabi. Sesungguhnya, penjelasan yang berasal dari kitab Taurat itu jika memang benar-benar terjaga keautentikannya, perlu dipahami bahwa jumlah 930 tahun itu adalah menurut versi hitungan tahun Syamsiyah. Adapun menurut versi hitungan tahun Qamariyah, jumlahnya sama dengan 957 tahun.
Jumlah hitungan itu ditambah dengan lamanya As-Suyuthi menyebutkannya di dalam kitab Fathel Kabir.
Adam menetap di dalam surga selama 43 tahun, sebelum beliau diturunkan ke bumi,. Dengan demikian, jumlah totalnya menjadi seribu tahun. Atha 'al-Khurasani berkata, Saat Adam wafat, semua makhluk menangisi beliau selama tujuh hari.
Ibnu Asakir meriwayatkan setelah Adam wafat, yang memikul tanggung jawab dan tugas selanjutnya adalah putra beliau yang bernama Syits yang merupakan seorang nabi.
Ibnu Hibban, dari Abu Dzar mengatakan "Sesungguhnya, Allah menurunkan lima puluh lembar uhyu (suhuf) kepada Syits."
Ketika ajal Syits hampir tiba, beliau berwasiat kepada putranya yang bernama Anwasy. Selanjutnya, ialah yang membawa perintah. Setelah Anwasy wafat, tugas tersebut dipercaya oleh putranya yang benama Qanin.
Setelah Qanin wafat, dipercaya oleh putranya yang bernama Mahlayil. Ia adalah orang yang bertindak sebagai raja oleh sebagian masyarakat Persia. Ia juga merupakan orang pertama kali yang memotong pepohonan, membangun kota, dan benteng- benteng besar. la pula orang yang membangun kota Babilonia dan kota as-Sus al-Aqsha.
la juga orang yang berhasil mendesak Iblis dan bala tentaranya ke ujung bumi. Ia pernah membunuh makhluk sejenis yang membangkang dan menentangnya.
Ia memiliki mahkota kerajaan yang agung dan pernah pidato di hadapan manusia. Ia memegang kekuasaan negaranya selama 40 tahun.
Setelah Mahlayil wafat kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama Yarad. Menjelang wafatnya, Yarad berwasiat kepada putranya, Khanukh yang kemudian dikenal sebagai Nabi Idris a.s.