REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang dalam laman About Islam bertanya tentang pengalaman kehidupan rumah tangganya. Seorang pria menduga sang istri sudah tidak perawan di malam pertamanya dan sang istri mengakui memiliki banyak pasangan sebelum dan setelah menikah.
"Ibu dan ayah saya memilih seorang gadis tanpa meminta pendapat saya dan mengatur pertunangan saya dengannya. ini dilakukan dengan tanpa memberi tahu saya ketika saya berusia 15 tahun. Saya sama sekali tidak puas dengan keputusan orang tua dan mengatakannya kepada mereka. Tetapi mereka meyakinkan saya sampai saya menikahinya.
Di malam pertama, istri saya tidak berdarah. Saya pikir itu normal karena saya telah melakukan riset di internet tentang hal itu. Tapi saya masih ragu tentangnya. Segera saya mengetahui dia berhubungan seks sebelum menikah. Saya 100 persen yakin saat dia mengakuinya juga.
Dia bahkan mengatakan punya banyak pasangan. Saya mengetahui istri saya berhubungan dengan seorang pria setelah pernikahan. Sekarang orang tua saya khawatir. Saya ingin menikah dengan orang lain."
Menanggapi kisah tersebut, konselor psikologi dan agama Karim Serageldin menjawab dalam kolom konseling di laman About Islam. Ia mengatakan, tidak ada pendarahan bukan tolak ukur wanita tidak perawan.
Ia menjelaskan pendarahan disebabkan oleh robekan pada selaput dara yang sering pecah sebelum berhubungan seks karena insiden seperti cedera serius, jatuh, kecelakaan dan aktivitas berat. Karena itu, tidak dapat menilai keperawanan pasangan berdasarkan hal ini.
"Mungkin, perlakuan kamu setelah mengetahui dia bukan perawan sehingga membuatnya mencari hubungan lain. Maka buat dia mengerti dan mendapatkan keputusan akhir," kata Seralgedin.
Terlepas dari penampilannya, suami harus fokus pada karakter, kepribadian, keterampilan atau apa pun yang membuatnya menjadi orang dan istri yang baik. Meskipun perceraian diperbolehkan dan itu adalah salah satu pilihan, tetap perceraian harus menjadi pilihan terakhir.
Pernikahan sangat sakral, tujuannya membangun keluarga. Pernikahan adalah kombinasi dari cinta, rasa hormat, kepercayaan, komunikasi dan komitmen. Memang tidak mudah untuk menetap dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Butuh waktu, cinta, pengorbanan, kompromi, dan kedua pasangan diharapkan untuk saling menjaga.
Seks dan keintiman adalah bagian integral dari pernikahan. Itu memperkuat ikatan antara pasangan. Namun, masyarakat telah membentuk beberapa tabu dan prasangka mengenai malam pernikahan.
Sulit untuk melupakan dan memaafkan masa lalu pasangan. Tetapi pengampunan dan memaafkan sangat disukai oleh Allah SWT.
"Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS: Al Imran: 134).
"Rasulullah berkata, Allah tidak akan berbelas kasih kepada mereka yang tidak berbelas kasih kepada umat manusia." (HR. Bukhari)
Namun, dalam kasus ini, pikirkan mengenai memberi kesempatan kedua. Cobalah berbicara dengan istri. Perbuatannya yang berselingkuh, bahan setelah menikah, sangat tidak pantas dan dia harus dihukum.
Mungkin berpisah sementara atau tidak tidur bersama bisa membuat situasi lebih baik ketimbang langsung memutuskan bercerai. Sambil melakukan langkah ini, ingatkan bahwa suami telah menikah dan memutuskan hubungan bisa saja membuat situasi memburuk.
Seberapa yakin Anda istri masih selingkuh? Cobalah beri sedikit waktu.
Sangat penting untuk memastikan istri kini setia pada suami. Duduklah bersama dan bicaran dengan baik-baik. Suami bisa mengatakan memaafkan perbuatan istri dan melupakan masa lalu. Pastikan jika istri ingin hubungan yang sehat dan masa depan yang baik, dia harus menghentikan perselingkuhannya.