Selasa 14 Jul 2020 10:43 WIB

Siapakah yang Menyusun Urutan Surat dalam Alquran?

Sistematika penyusunan Alquran diyakini bersifat tauqifi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Siapakah yang Menyusun Urutan Surat dalam Alquran?. Koleksi Alquran di Bayt Alquran dan Museum Istiqlal (BQMI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Foto: Kemenag
Siapakah yang Menyusun Urutan Surat dalam Alquran?. Koleksi Alquran di Bayt Alquran dan Museum Istiqlal (BQMI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran adalah kitab semesta alam yang diturunkannya tak hanya dikhususkan bagi umat Islam, tapi untuk siapa pun yang bernama manusia. Pimpinan dan Pengasuh PPIQ-368, Bandung Jawa Barat KH Iskandar Mirza mengatakan hal itu ditagaskan Allah SWT dalam firman-Nya Surah Al Baqarah ayat 185.

Ayat tersebut berbunyi yang artinya, "Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Baca Juga

Lalu, siapakah yang menyusun urutan surah dalam Alquran? KH Iskandar mengatakan, ulama sepakat susunan surah surah dalam al quran bersifat 'tauqifi' dari Allah SWT. 

"Kata tauqifi artinya berasal dari Allah SWT, disusun langsung oleh Allah tanpa campur tangan makhluk," katanya.

photo
Membaca Alquran (ilustrasi) - (republika)

KH Iskandar mengatakan, sistematika itu langsung dituntun oleh Malaikat Jibril hingga akhir akhir hayat Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan murojaah bersama malaikat jibril (dalam rangka mengulang dan menyusun sistematika wahyu).

Ide penyusunan Alquran untuk dikodifikasi memang sudah hadir sejak wafatnya Rasulullah, sejak masa khalifah Abu Bakar ra, Umar ra, dan baru berhasil terkodifikasi pada masa pemerintahan Utsman Bin Affan. Namun, perintah untuk menyempurnakan baris bentuk huruf dan lainnya dimulai pada zaman Ali ra, dengan memerintahkan Abu-Aswad Ad Dualy menuliskannya.

"Dengan begitu sistematika Alquran diyakini bersifat tauqifi. Wallahu a'lam," katanya.

KH Iskandar mengatakan, sejarah mencatat tanpa perdebatan ayat yang mula-mula diturunkan adalah surah Al-alaq ayat: 1-5, walau ada yang menyatakan surah Al-Mudastir, namun ulama sepakat Al-Mudatsir adalah surah pertama yang diturunkan sebagai perintah mendakwahkan agama Islam.

KH Iskandar Mirza mengatakan, surah Al-alaq secara psikologis adalah surah yang tepat diturunkan pada Rasulullah SAW, di mana kondisi Nabi SAW saat itu dalam keadaan ummi (tidak bisa baca tulis) sebagai argumentasi untuk menepis bercampurnya wahyu dengan pemikiran Nabi. "Jika ditilik dengan seksama, kata 'iqra' yang bersambung dengan kalimat 'bismirobbik' seakan kita menangkap suatu pesan khusus dari kalimat 'bismirabbika' yang artinya secara harfiyah adalah dengan nama 'Tuhanmu'," katanya.

Menurut KH Iskandar para mufassir sepakat yang dimaksud dengan kalimat 'bismirabbik' adalah bismillahirrahmanirrahim. Ini seakan menjadi petunjuk akan posisi dan penempatan surah Al-Fatihah harus ditempatkan pada awal surah dari 114 surah yang terdapat dalam Alquran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement