REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khalifah keempat Islam Sayyidina Ali bin Abi Thalib dikenal dengan sikapnya yang bijaksana. Kebijaksanaannya itu juga melahirkan sifat adil yang dimilikinya, hal itu sebagaimana yang beliau dapatkan selama ditempa langsung oleh Rasulullah SAW.
Dalam kitab Sirah Sahabat karya Syekh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy dijelaskan sebuah kisah yang menarik dan dapat dipetik teladannya dari Sayyidina Ali. Kisah ini berbentuk pertanyaan kepada Sayyidina Ali dari Ja’d bin Hubairah.
Ibnu Asakir mentakhrij dari Ali bin Rabi’ah, dia berkata bahwa Ja’d bin Hubairah menemui Sayyidina Ali dan bertanya: “Wahai Amirul Mukminin, jika ada dua orang yang menemuimu, yang pertama lebih mencintaimu daripada cintanya kepada diri sendiri, keluarga dan harta bendanya, sedangkan orang kedua akan membunuhmu andaikan dia bisa membunuhmu. Maka, bagaimana engkau memutuskan perkara di antara keduanya?”.
Mendengar pertanyaan itu, Sayyidina Ali pun menjawab: “Aku terlepas dari apa yang ada di dalam hati mereka. Apa yang kulakukan adalah semata karena Allah."
Amirul Mukminin yang diangkat sebagai khalifah pada tahun 656 Masehi ini juga memiliki gaya hidup yang mengikuti Rasulullah SAW. Beliau juga pernah berkata penting bagi seorang hamba mengenali kebenaran. Sebab benar tidak diukur oleh orang-orangnya, tetapi manusia diukur oleh kebenaran.