Jumat 12 Jun 2020 13:38 WIB

Islam di Portugal, Vasco da Gama, & Sejarah yang Dihapuskan

Pengusiran orang Yahudi dan Muslim di Portugal memecah keharmonisan panjang.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Islam di Portugal, Vasco da Gama dan Sejarah yang Dihapuskan Festival Budaya Islam ke-18 di kota Almonaster La Real, atau biasa disingkat Almomaster, di Propinsi Huelva, Daerah Otonom Andalusia yang berbatasan dengan Portugal.
Foto:

Hal tersebut juga makin ditegaskan di kurikulum Portugal yang mengharuskan pelajar membaca puisi epik abad ke-16 karya penyair Portugal Luis Vaz de Camoes, "The Lusiads". Karya itu menceritakan perayaan raja dan penjelajah Portugal saat melakukan ekspansi.

Menekankan kisah navigator Vasco da Gama ke India dan bertemu Muslim, ia diceritakan membuka rute laut dan membawa Portugal ke akses perdagangan. Namun, Muslim olehnya digambarkan sebagai pihak licik dan berbahaya di puisi tersebut.

Camoes yang dianggap sebagai salah satu penyair terbaik di Portugal juga menggambarkan saat Da Gama menangkap kapal dengan 200 jamaah Muslim sepulang dari Mekkah dan membakarnya. Diceritakan, serangan Da Gama itu adalah balasan dari kekalahan Portugal oleh Muslim. Namun, kisah kekalahan itu tak diceritakan dalam "The Lusiads" atau buku pelajaran Portugal.

"Camoes tidak bertanggung jawab atas alokasi karyanya. Dia masih salah satu penyair Portugis terbesar. 'The Lusiads' adalah konstruksi ideologis masa itu tentang identitas Eropa,” ujar Barros.

Barros menerangkan, saat puisi itu ditulis, kekaisaran Ottoman memunculkan ancaman bagi hegemoni penguasa Kristen Eropa. Terlebih, ketika abad ke-15 dan 16, raja Portugis saat itu mengekspansi militernya di Afrika Utara dan terlibat peperangan dengan Muslim walaupun ekspansi Portugal kala itu pupus.

Tak hanya itu, sebelumnya pada 1249, Raja Afonso III dari Portugal juga menyerang benteng terakhir Muslim di Algarve. Sebagian besar Muslim di sana tewas, sisanya melarikan diri ke wilayah Muslim atau menjadi umat Kristen demi keselamatan.

photo
Vasco Da Gama. 

Hampir 250 tahun berselang, tepatnya 1496, Raja Manuel I memutuskan mengusir semua orang Yahudi dan Muslim, mengubah kerajaan itu menjadi Kristen. Tak ada catatan pasti berapa jumlah tersebut memang. Namun, diperkirakan Yahudi saat itu berjumlah 20 ribu sampai 100 ribu orang, sedangkan lainnya adalah Muslim. 

Selain diusir, sebagian besar sinagoge dan masjid saat itu juga dihancurkan. Sisanya dijadikan gereja Katolik. 

Bukti tersebut juga telah diakui oleh pemerintah Portugal pada 2015, hingga akhirnya meminta maaf dan menawarkan kewarganegaraan Portugal pada keturunan Yahudi yang sempat diusir. Sayang, tidak ada tawaran apa pun pada Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement