REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai salah satu sahabat Nabi yang paling kaya, Sayyidina Usman bin Affan merupakan pribadi teladan bagi umat Muslim dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah. Namun sebelum masuk Islam, apa yang dilakukan Usman terhadap hartanya?
Dalam buku Usman bin Affan karya Muhammad Husain Haekal dijelaskan, di masa kanak-kanak dan remaja, Sayyidina Usman bin Affan hidup dengan boros membelanjakan hartanya. Hal itu sebagaimana yang lumrah terjadi di mayoritas orang-orang Quraisy terutama Bani Umayah.
Sikap boros dalam Islam tentu saja tidak diperkenankan. Untuk itu setelah masuk Islam, Sayyidina Usman bin Affan mulai membelanjakan hartanya untuk kepentingan dakwah dan pengembangan Islam lebih luas lagi.
Dalam Perang Tabuk saja misalnya, beliau menyumbangkan 950 ekor unta, 50 ekor kuda, dan uang 1.000 dinar emas. Jumlah ini pada masanya sangatlah tinggi, bahkan jika dikonversikan ke dalam hitungan rupiah maka keseluruhannya mencapai lebih dari Rp 75 miliar.
Dalam menyumbangkan hartanya di jalan Allah, Sayyidina Usman bin Affan memang tidak pernah hitung-hitungan. Terbukti, berbagai sedekah, infak, zakat, hingga investasi sumur mata air (benda yang memiliki nilai manfaat) juga pernah dilakukan beliau.
Kekayaan Sayyidina Usman bin Affan memang luar biasa dilimpahkan Allah. Dalam kitab Bidayah wa An-Nihayah karya Ibnu Katsi disebutkan, Sayyidina Usman bin Affan memiliki uang simpanan sebesar 151 ribu dinar dan seribu dirham.
Beliau juga memiliki aset tanah, unta lebih dari 1.000 ekor, dan harta peninggalan sebesar 30 juta dirham, dan 150 ribu dinar. Jika diakumulasikan, harta kekayaan beliau mencapai Rp 2,5 triliun lebih. Pada masa itu, tentu saja total kekayan beliau sangatlah luar biasa dan berkah.