REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rukun iman yang ketiga adalah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. Pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah adalah membenarkan bahwa kitab-kitab itu merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan semua isi kandungannya benar.
Syekh Allamah Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Banteni dalam kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja menyampaikan, ada banyak kitab yang diturunkan Allah. Namun, kita wajib mengetahui empat kitab secara tafshil, yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Alquran yang diturunkan kepada makhluk terbaik Nabi Muhammad SAW.
Dalam kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja diceritakan bahwa Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apa itu lembaran-lembaran (kitab Taurat) Musa?" Rasulullah menjawab, "Lembaran-lembaran Musa mengandung nasihat-nasihat. Di antaranya adalah aku heran dengan orang yang meyakini adanya kematian, bagaimana bisa ia merasa senang-senang? Aku heran dengan orang yang meyakini adanya neraka, bagaimana bisa ia tertawa-tawa?"
"Aku heran dengan orang yang melihat dunia dan melihat bagaimana dunia mengontang-antingkan pengikutnya, bagaimana ia bisa merasa tenang-tenang saja mengejar dunia? Aku heran dengan orang yang meyakini adanya qadar, bagaimana bisa ia tidak terima atau marah dengan keadaan nasibnya? Aku heran dengan orang yang meyakini adanya penghitungan amal (hisab), bagaimana bisa ia tidak beramal?"
Syekh Nawawi al-Banteni dalam kitab yang ditulisnya menjelaskan bahwa di dalam kitab Taurat disebutkan, “Wahai anak cucu (Nabi) Adam, janganlah takut dengan kekuasaan seseorang selama kekuasaan-Ku masih tetap dan Kekuasaan-Ku akan selalu tetap serta tidak akan sirna selama-lamanya.
"Hai anak cucu Adam, Aku telah menciptakanmu agar kamu beribadah kepada-Ku. Oleh karena itu, janganlah kamu bermain-main.
"Hai anak cucu Adam, janganlah kamu takut dengan rezeki yang sedikit selama gedung-gedung rezeki-Ku itu penuh dan banyak. Dan sesungguhnya gedung-gedung rezeki-Ku itu tidak akan sirna atau habis selama-lamanya.
"Wahai anak cucu Adam, Aku telah menciptakan langit dan bumi. Aku tidaklah lemah dalam menciptakan semuanya. Apakah kamu menganggap-Ku lemah untuk memberikan satu roti yang Aku bagikan setiap waktu kepadamu?
"Hai anak cucu Adam, sebagaimana Aku tidak menuntutmu dengan amal besok, maka janganlah kamu menuntut-Ku dengan rezeki besok.
"Hai anak cucu Adam, wajib atasmu melakukan kefardhuan untuk-Ku dan wajib atas-Ku memberikan rezeki kepadamu. Kemudian apabila kamu tidak menaati kefardhuan-Ku maka Aku tetap memberimu rezeki sesuai apa yang telah ditetapkan.
"Hai anak cucu Adam, apabila kamu ridha dengan apa yang telah Aku bagikan untukmu maka sungguh kamu telah memuaskan tubuhmu dan hatimu. Dan apabila kamu tidak ridha dengan apa yang telah Aku bagikan untukmu, maka Aku menguasakan dunia untuk mengalahkanmu sehingga kamu akan bingung di dunia sebagaimana binatang-binatang liar merasa bingung di lahan yang lapang. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, kamu tidak akan memperoleh dari dunia kecuali apa yang telah Aku bagikan kepadamu dan kamu di sisi-Ku adalah orang yang tercela.”