REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Eksistensi masjid sudah ada sejak zaman Rasulullah. Namun, perspektif umat Islam di zaman modern tentang masjid sepertinya tak bisa dipukul rata, khususnya soal desain masjid di zaman Rasulullah SAW.
Founder Rumah Fikih Ustadz Ahmad Sarwat mengatakan, di zaman Rasulullah SAW, setiap masjid tak dilengkapi dengan toilet. Sehingga apabila seorang yang sedang atau tengah melakukan ibadah di masjid harus mencari toilet lainnya yang dapat dijangkau.
“Di zaman Rasulullah, semua masjid tidak ada toiletnya. Jadi kalau mau buang hajat, mereka pergi ke padang pasir atau ke suatu tempat yang memungkinkanlah begitu untuk buang hajat,” kata Ustadz Sarwat saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/5).
Sehingga, beliau menyampaikan, mayoritas calon jamaah yang hendak menunaikan aktivitas keagamaan di masjid pada zaman itu telah menyiapkan diri matang-matang. Baik terjaga dari wudhu, juga kesiapan lainnya semisal keperluan pokok yang sekiranya dapat dibawa jika harus beritikaf.
Sehingga, rata-rata umat Muslim di zaman itu kerap membawa tiga buah batu jika hendak bepergian ke mana-mana untuk beristinja. Begitu juga dengan desain masjid, Ustadz Sarwat juga mengungkapkan pada zaman Rasulullah pun umumnya rumah-rumah tak menyediakan toilet atau kamar mandi. Toilet biasanya terpisah jauh dari rumah-rumah warga.