Masih banyak persepsi keliru tentang shalat jenazah.
Salah satu bekal yang perlu dipersiapkan oleh setiap calon jamaah haji adalah ilmu mengenai shalat jenazah. "Ilmu shalat jenazah sangat perlu dikuasai oleh setiap calon jamaah haji. Hal itu mengingat shalat jenazah dilaksanakan setiap hari, baik di Masjidil Haram, Makkah maupun Masjid Nabawi, Madinah," kata Direktur Utama Al Amin Mulia Lestari KH Kosasih M Ag.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Ia menambahkan, setiap seusai menunaikan shalat fardhu, imam Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi akan mengajak para jamaah untuk melaksanakan shalat jenazah bagi saudara Muslim yang meninggal pada hari itu.
"Sayangnya, belum banyak calon jamaah haji yang menyadari pentingnya membekali diri dengan ilmu shalat jenazah sehingga ketika berada di Tanah Suci shalat jenazah yang dilakukan tidak maksimal. Padahal, shalat jenazah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi merupakan salah satu ibadah yang amat besar keutamaannya," tutur Kosasih.
Wakil Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Ustaz Matyoto Fahururi mengakui, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keutamaan melaksanakan shalat jenazah, khususnya ketika melaksanakan ibadah haji dan tengah berada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. "Karena itu, setiap calon jamaah haji perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang tata cara dan keutamaan melaksanakan shalat jenazah," ujarnya.
Ia lalu mengutip hadis Rasulullah yang mengungkapkan pahala orang yang melaksanakan shalat jenazah. "Melaksanakan shalat jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah. Pahala yang dijanjikan bagi orang yang melaksanakannya pun sangat besar. Apabila dilakukan di luar Tanah Suci pahala yang diberikan adalah sebesar gunung. Sedangkan kalau shalat jenazah tersebut dilaksanakan di Masjidil Haram maka pahala yang akan diberikan Allah SWT kepada siapapun yang melaksanakannya adalah sebesar 100.000 gunung dan ketika dilaksanakan di Masjid Nabawi pahala yang akan diberikan adalah sebesar 1.000 gunung," paparnya.
Fahruri menegaskan, besarnya nilai pahala yang diberikan oleh Allah kepada siapapun yang melaksanakan shalat jenazah di Tanah Suci, harus dianggap sebagai kesempatan untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. "Para penyelenggara haji di Indonesia sebaiknya membekali para jamaahnya dengan ilmu mengenai shalat jenazah, agar kesempatan itu dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," saran Fahruri.
Senada, Ahmad Zaim Ma'soem, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah, Lasem, Rembang, Jawa Tengah mengungkapkan, pembekalan calon jamaah haji mengenai pelaksanaan shalat jenazah yang tepat merupakan hal yang sangat penting. "Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak persepsi yang keliru mengenai pelaksananan shalat jenazah, seperti persepsi yang mengatakan bahwa wanita tidak perlu melakukan shalat jenazah. Padahal hal tersebut tidak benar," jelas pria yang akrab disapa Gus Zaim.
Menurutnya, calon jamaah haji perlu diberi pengetahuan bagiaman tata cara yang tepat dalam melaksanakan shalat jenazah. Misalnya, bagaimana posisi shalat yang tepat apabila orang yang meninggal adalah lelaki, wanita, ataupun anak-anak, karena masing-masing keadaan memerlukan pengetahuan mengenai posisi shalat yang tepat.
"Mengetahui jumlah jenazah yang akan dishalatkan juga amat penting untuk diketahui mengingat hal ini berkaitan dengan niat yang akan dibaca. Misalkan, jenazah yang akan dishalatkan berjumlah banyak tapi ia jamaah membaca niat shalat hanya untuk satu jenazah saja, sayang sekali karena pelaksanaannya menjadi tidak sah," Gus Zaim mengingatkan.
Ia menjelaskan, pendampingan yang tepat dari Departemen Agama RI dan KBIH sangat diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan shalat jenazah yang baik. "Apalagi hakikat shalat jenazah sebenarnya adalah mendoakan sesama saudara Muslim yang sudah meninggal dan hal tersebut merupakan salah satu wujud perbuatan kebaikan," papar Gus Zaim. setyanavidita




