Kamis 23 May 2024 20:00 WIB

Rasulullah SAW Jelaskan Nasib Sial Pada Manusia

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah tentang nasib baik.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan sabda Nabi Muhammad SAW ketika ditanya aturan agama dan nasib sial pada manusia. Penjelasan ulama bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi ini dimulai dengan sebuah riwayat.

Suatu ketika, ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang apa yang dimaksud dengan akhlak yang baik? Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT berikut ini.

Baca Juga

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

Khużil-‘afwa wa'mur bil-‘urfi wa a‘riḍ ‘anil-jāhilīn(a).

Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh (jahil). (QS Al-A‘raf Ayat 199)

Setelah membacakan ayat tersebut, Rasulullah SAW bersabda.

هُوَ أَنْ تَصِلَ مَنْ قَطَعَكَ وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ وَتَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَكَ.

"Yaitu, engkau menyambung hubungan atas orang yang memutuskannya denganmu, lalu memberi orang yang bersikap kikir kepadamu, dan memaafkan orang yang telah menganiaya kamu." (Diriwayatkan Imam Ibnu Mardawaih)

Rasulullah Muhammad SAW juga bersabda.

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأَثْمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ.

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia." (Diriwayatkan Imam Ahmad, Imam Al-Hakim, Imam Al-Baihaqi)

Rasulullah SAW juga bersabda.

أَثْقَلُ مَا يُوْضَعُ فِي الْمِيزَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ.

"Amalan yang paling berat saat diletakkan pada timbangan amal di hari Pembalasan kelak adalah sikap takua (takut) kepada Allah dan akhlak yang baik." (Diriwayatkan Imam Abu Dawud, Imam At-Tirmidzi)

Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW dan saat berada di hadapan beliau laki-laki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan aturan agama (dien) itu?" Rasulullah SAW menjawab dengan bersabda, "Agama adalah representasi dari akhlak yang baik." 

Kemudian laki- laki lain atau pada kesempatan berbeda ia datang lagi, menghadap Nabi SAW, sambil bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan aturan agama (dien) itu?" Rasulullah kembali menjawab dengan bersabda, "Agama adalah representasi dari akhlak yang baik." 

Kemudian laki-laki lain atau pada kesempatan berbeda laki-laki yang sama datang lagi, menghadap Nabi SAW sambil bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan aturan agama (dien) itu?" Rasulullah kembali menjawab dengan bersabda, "Agama adalah representasi dari akhlak yang baik." 

Kemudian laki-laki lain atau pada kesempatan berbeda laki-laki yang sama datang lagi menghadap Nabi SAW sambil bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan aturan agama (dien) itu?" Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda, "Apakah engkau tidak memahami bahwa representasi dari agama itu adalah jika engkau sanggup mengendalikan amarah." (Diriwayatkan Muhammad bin Nashr al-Marwazi)

Rasulullah SAW juga pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan nasib sial pada manusia?" Rasulullah menjawab dengan bersabda, "Manakala ia memiliki akhlak yang buruk." (Diriwayatkan Imam Ahmad dari hadits Aisyah radhiyallahu anha)

Demikian jawaban Nabi Muhammad SAW saat ditanya apa yang dimaksud dengan nasib sial pada manusia? Nabi Muhammad SAW menjawab, manusia yang memiliki akhlak yang buruk.

Seorang laki-laki lain berkata kepada Rasulullah SAW, "Wasiatkanlah kepadaku sesuatu?" Rasulullah pun bersabda, "Bertakwalah kepada Allah SWT di manapun engkau berada." 

Laki-laki itu pun kembali meminta, "Tambahkanlah untukku?" Rasulullah menjawab dengan bersabda, "Ikutilah perbuatan buruk yang terlanjur engkau lakukan dengan berbuat kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan yang terlanjur terjadi." 

Laki-laki itu kembali memohon, "Tambahkanlah untukku, wahai Rasulullah?" Nabi Muhammad SAW pun bersabda, "Berbudi pekertilah (berakhlaklah) kepada manusia dengan akhlak yang baik." (Diriwayatkan Imam At-Tirmidzi)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement