Jumat 10 May 2024 18:56 WIB

Isyarat Nabi Muhammad tentang Kepuasan Manusia yang Tiada Batas

Nabi Muhammad ingatkan tentang godaan duniawi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Muslim diingatkan untuk menjauhi godaan kekayaan duniawi yang seringkali menguasai pikiran dan hati manusia. Kecenderungan untuk terobsesi dengan harta dunia dapat mengakibatkan hilangnya rasa syukur dan kepuasan dalam diri seseorang.

Ketika seseorang terus-menerus terpaku pada pencarian harta material, hatinya cenderung terbelenggu oleh ambisi dan keinginan yang tidak terbatas, sehingga merugikan dirinya sendiri dalam memandang berkah yang telah diberikan Allah SWT.

Baca Juga

Keberanian untuk menolak godaan harta dunia merupakan bagian penting dari keimanan seorang Muslim. Memahami bahwa kekayaan sejati bukanlah hanya yang tampak di dunia, melainkan juga kekayaan spiritual dan kebahagiaan batin yang didasarkan pada hubungan yang baik dengan Allah dan pengabdian kepada sesama manusia.

"Meskipun sudah kaya, tetapi ketika obsesinya adalah harta, kekuasaan, maka enggak akan ada puasnya," demikian penjelasan Ustadz Muhammad Azizan Lc MA, dalam kajian online Riyadusshalihin.

Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat." (Muttafaqun 'alaih).

Terhadap hadits itu, Ustadz Azizan memaparkan, orang yang terobsesi pada dunia tidak akan pernah merasa puas dan serba-kecukupan. Orang tersebut akan menjadi budak dunia oleh Allah SWT.

"Ketika obsesi seseorang itu sudah dunia, maka pertama, Allah SWT akan buat dia jadi budaknya dunia, dan kedua, enggak akan pernah merasakan serba-kecukupan. Hidupnya selalu mengeluhkan tentang kefakiran, padahal di bawah dia ada jutaan orang lebih fakir," kata alumnus Universitas Al Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh Cabang Jakarta ini.

Padahal, sebanyak-banyaknya harta, berapa yang bisa masuk ke dalam perut. Paling tidak, hanya sepiring hidangan makanan yang bisa masuk, sementara orang tersebut setiap waktunya digunakan untuk mencari harta dengan meninggalkan ibadah-ibadah kepada Allah SWT.

"Mencari harta sampai meninggalkan kajian, shalat sunnah, ninggalin sedekah, sampai segitunya. Maka, persis kata Nabi SAW, ketika orang itu sudah terobsesi pada dunia, harta dan kekuasaan, Allah SWT jadikan kefakiran itu ada di pelupuk mata," ucapnya.

Padahal, setiap Muslim harus menyari bahwa memiliki makanan untuk disantap di pagi hari, dan bisa bangun di pagi hari dengan sehat, itu adalah nikmat dari Allah SWT. Dan ketika seorang Muslim ditimpa masalah, Allah SWT akan memberinya solusi kepada mereka yang bertakwa.

"Ketika terjadi kesulitan ekonomi, impitan hidup, jangan bermaksiat, justru bertakwa kepada Allah SWT dan bertawakal. Karena janji Allah SWT itu pasti. Allah yang kasih rezeki dari jalan yang tidak pernah disangka-sangka. Maka ini warning buat kita. Musuh kita di dalam kehidupan itu adalah harta kita sendiri. Kalau salah mengaturnya, menyikapinya, maka dia akan membinasakan kita," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement