REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hari Kiamat merupakan hari kehancuran alam semesta. Namun, kapan kiamat terjadi merupakan sebuah misteri. Tidak ada orang yang mengetahui kapan akan terjadi kiamat, kecuali Allah SWT. Dalam hadits hanya diterangkan tanda-tanda kiamat, di antaranya adalah kemunculan Dajjal.
Dajjal adalah salah satu tanda kiamat yang masih menjadi tanda tanya bagl sebagian besar orang, siapa dan kapan munculnya? Dajjal adalah sosok manusia yang istemewa dengan kemampuan menguasai sebagian besar orang.
Dalam kajiannya, ulama asal Turki, Badiuzzanan Said Nursi menyimpulkan bahwa Dajjal tidak hanya satu, tetapi ada banyak. Dajjal akhir zaman sendiri ada dua. Pertama, Dajjal umat Islam yang dikenal dengan as-Sufyani. Kedua, Dajjal umat manusia atau Dajjal besar.
Lalu apa yang dilakukan Dajjal dan Sufyani di akhir zaman
Dalam kitabnya yang berjudul Al-Maktubat, Said Nursi menjelaskan bahwa salah satu yang dilakukan keduanya adalah memanfaatkan perselisihan di kalangan kaum muslimin.
"Disebutkan dalam beberapa hadis Nabi bahwa orang-orang seperti Dajjal dan Sufyani, yang memimpin orang-orang zindik dan kaum ateis pada akhir zaman, memanfaatkan perselisihan di antara kaum muslim dan umat manusia serta memanfaatkan ambisi duniawi mereka, sehingga mereka mampu menghancurkan umat manusia hanya dengan sedikit kekuatan, menebarkan kekacauan, serta membelenggu umat Islam," jelas Nurzi.
Dia pun berpesan kepada kaum muslimin. Jika umat Islam benar-benar menginginkan kehidupan yang mulia, dan menolak menjadi tawanan kehinaan, maka harus sadar dan kembali pada akal sehat.
"Masuklah ke dalam benteng suci ukhuwah Islamiyah yang diamanatkan firman Allah," kata Nursi.
Firman Allah yang dimaksud Nursi tersebut adalah sebagai berikut:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ اِخْوَةٌ ..... (١٠)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman bersaudara.” (QS al-Hujurat [49]: 10).
Dengan ayat tersebut, menurut Said Nursi, kaum muslimin harus membentengi diri dari serangan kaum zalim yang memanfaatkan perselisihan internal. Jika tidak, kata dia, kaum muslimin tidak akan sanggup membela hak-haknya dan melindungi kehidupannya.
Sebab, lanjut diaN sangat jelas bahwa seorang anak kecil dapat memukul jatuh dua pendekar yang sedang bertarung; sebuah kerikil pun dapat menaik-turunkan timbangan yang berisi dua gunung yang sepadan.
"Wahai kaum mukmin! Kekuatanmu akan hilang akibat kepentingan pribadi, egoisme, dan sikap partisan. Kekuatan kecil pun sanggup membuat kalian mengalami kehinaan dan kehancuran," kata Nursi.
Jika benar-benar mempunyai komitmen terhadap kehidupan sosial umat Islam, kata dia, maka jadikanlah prinsip mulia berikut ini sebagai pedoman hidup:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ الْمَرْصُوصِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Artinya: “Orang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan, yang saling mendukung satu sama lain".
"Dengan berpegang pada prinsip tersebut, engkau akan terbebas dari kehinaan dunia dan selamat dari kepedihan akhirat," jelas Nursi.