Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka merampok para pedagang yang lewat di daerah mereka. Dan di antara orang-orang Bani Ghifar, orang paling kejam dan paling buruk tabiatnya ialah Abu Dzar Al Ghifari.
Dikutip dari buku The Great Sahabat karya Rizem Aizid, Abu Dzar al-Ghifari Ra. tidak selamanya menggeluti profesi turunan sebagai perampok tersebut. Allah Swt segera memberinya hidayah sehingga ia insaf dan bertaubat. Sesungguhnya, Abu Dzar dalam hatinya terdapat sifat yang baik, namun karena ia dibesarkan di keluarga yang moralnya rusak, ia pun terpengaruh.
Abu Dzar akhirnya memeluk Islam dan dengan lantang mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan orang-orang kafir Makkah. Akibat dari perbuatannya itu, Abu Dzar al-Ghifari mendapat serangan bertubi-tubi dari orang-orang kafir Makkah.
Mereka melempari Abu Dzar dengan batu. Akibatnya, tubuh Abu Dzar al-Ghifari Ra. terluka parah hingga menyebabkan ia hampir mati. Beruntungnya, paman Rasulullah Saw yaitu Abbas yang sudah memeluk Islam segera menolongnya.
Penyerangan bertubi-tubi terhadap Abu Dzar berhenti setelah Abbas menyadarkan seluruh penduduk Makkah bahwa Abu Dzar berasal dari suku Ghifar. Karena apabila Abu Dzar meninggal, maka tidak ada jalan lagi bagi penduduk Makkah untuk pergi ke Syam.
Selanjutnya...