Kamis 11 Apr 2024 20:00 WIB

Kisah Peneliti Mesir Dihalangi Terbitkan Informasi Berbahaya Bagi Israel

Rencana Zionis ini mencakup upaya mendistorsi Islam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Seorang warga Yaman melewati spanduk bergambar bendera Israel dan AS di dek kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Seorang warga Yaman melewati spanduk bergambar bendera Israel dan AS di dek kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Mesir Mustafa Mahmoud menyinggung banyak rencana Zionis Israel melalui serangkaian buku yang membahas ancaman Israel. Rencana Zionis ini mencakup upaya mendistorsi Islam dengan menggunakan dan mendukung kelompok Islam ekstremis untuk menghancurkan peradaban Islam dari dalam.

Mahmoud dalam bukunya berjudul Al 'Aab Al Sirk Al Siyasi (Permainan Sirkus Politik), menyebut Israel sebagai "anak manja Amerika". Dalam buku ini, dia mengungkap rencana lain Israel, yaitu mencapai wilayah hulu Sungai Nil dan mengancam Mesir.

Baca Juga

"Intelijen Prancis telah mengungkapkan operasi persenjataan ekstensif Israel terhadap milisi Tutsi dan Hutu yang berperang di Rwanda, Burundi, dan Zaire (Kongo), untuk menyebarkan kematian di benua Afrika di sekitar kawasan Great Lakes, dan untuk memenangkan persahabatan geng kriminal di sana sebagai persiapan untuk berbagai hal di masa depan," tulisnya.

Mahmoud juga menyoroti keinginan Israel mengakses perairan Sungai Nil melalui Sinai, sebagai upaya untuk mempersempit pemblokiran sumber air Sungai Nil. Israel berencana mengendalikan sumber-sumber Sungai Nil dengan mengendalikan wilayah Great Lakes. Juga memprovokasi perang serta perselisihan sektarian dan rasis antara umat Kristen di selatan dan Muslim di utara di Sudan. Ini tak lepas dari konspirasi negara-negara tetangga di Afrika.

"Hubungan Israel dengan Abyssinia dan Eritrea serta mempersenjatai keduanya dan memasok peralatan militer kepada mereka, adalah hal-hal memiliki keterkaitan dan menjadi pintu gerbang ke Laut Merah, negara-negara Tanduk Afrika, dan Laut Merah. Semua ini adalah stasiun strategis yang selalu berada di bawah pengawasan dan ambisi Israel," ungkapnya.

Mustafa Mahmoud yang meninggal dunia pada 2009 silam, semasa hidupnya juga telah menguraikan rencana Zionis dan dukungan Amerika kepada Israel. Mahmoud mencoba mengantisipasi kehadiran Israel di kawasan Arab melalui berbagai produksi, baik buku maupun tayangan program televisi Mesir bertajuk Sains dan Iman untuk tujuan yang sama.

Namun, penayangan program televisi tersebut...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement