REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM — Semua agama percaya akan datangnya hari kiamat dan tanda-tanda yang mendahuluinya. Seperti datangnya Dajjal, turunnya Nabi Isa as, hingga lahirnya sapi merah.
Dalam Yudaisme, kemunculan sapi merah merupakan tanda akhir zaman karena artinya kedatangan Yesus sudah semakin dekat.
Seperti dikutip dari The Kashmiriyat pada Selasa (2/4/2024), pada September 2022, Israel memperoleh lima sapi betina merah sempurna dari Texas. Meskipun salah satu dari mereka telah dianggap tidak cocok, empat sisanya dilindungi dengan perawatan yang cermat.
Mereka dianggap sebagai kandidat potensial untuk ritual pengorbanan, yang akan dilakukan di lokasi yang menghadap ke situs, di mana Kuil Kedua kuno (Kuil Herodes) pernah berdiri. Ritual pengorbanan ini, yang berasal dari zaman Musa, memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Yahudi, di mana abu sapi muda merah atau lembu merah dianggap penting untuk ritual pemurnian sebelum pembangunan Kuil Ketiga di Yerusalem.
Lalu apa yang terjadi setelah sapi merah dikorbankan?
Pengorbanan sapi merah memiliki arti yang sangat penting dalam tradisi Yahudi, terutama mengingat pembangunan Bait Suci Ketiga di Yerusalem. Tradisi Yahudi menyatakan bahwa Bait Suci Ketiga akan berfungsi sebagai tempat ibadah di mana pemujaan ilahi sekali lagi dipraktikkan, menandakan pembentukan kembali ikatan yang erat antara Tuhan dan umat manusia.
Diyakini bahwa ritual pemurnian yang diperlukan untuk membangun dan menjalankan Kuil Ketiga tergantung pada pengorbanan sapi muda merah. Hukum Yahudi dalam perjanjian lama menyatakan, bahwa abu sapi merah yang dicampur dengan air akan digunakan untuk upacara pembersihan, memurnikan atau menyucikan orang dari dosa.
Meskipun tidak semua orang-orang Yahudi menganggap pembangunan kuil ketiga sebagai tanda akhir dunia, hal ini dianggap sebagai perkembangan signifikan dalam pemikiran apokaliptik.
Menurut pandangan tertentu, pemugaran Bait Suci akan menghadirkan masa kehadiran ilahi dan peremajaan spiritual, yang menandakan dimulainya era mesianis yang ditandai dengan harmoni dan kedamaian. Namun dalam teologi Yahudi, terdapat pendapat yang bertentangan mengenai keadaan dan kronologi pembangunan Bait Suci Ketiga.
Beberapa orang menekankan peran tindakan manusia dalam mewujudkan visi kenabian, sementara yang lain berpikir bahwa Bait Suci akan dibangun kembali dibawah bimbingan ilahi, mengantarkan era penebusan.
Penting untuk diingat bahwa kelompok Yahudi yang berbeda mungkin memiliki interpretasi yang berbeda mengenai apa yang akan terjadi di akhir zaman. Penting untuk diingat bahwa kelompok dan cendekiawan Yahudi yang berbeda, mungkin memiliki interpretasi yang bervariasi tentang apa yang akan ditimbulkan oleh peristiwa eskatologis.
Meskipun beberapa orang akan melihat rekonstruksi Bait Suci sebagai langkah ke arah yang benar menuju pencapaian nubuat alkitab, ada pula yang mungkin mendekati topik ini dengan hati-hati, karena menyadari rumitnya realitas geopolitik dan dampaknya.
Kesimpulannya, eskatologi Yahudi memandang pembangunan Kuil Ketiga dan pengorbanan lembu merah sebagai komponen penting, meski tidak selalu dipandang sebagai tanda akhir dunia. Sebaliknya, hal tersebut ditafsirkan dalam kerangka pemeliharaan ilahi yang lebih luas dan pencapaian janji-janji alkitab tentang keselamatan dan pemulihan.
Sumber: