REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurma adalah buah yang kaya akan nutrisi dan memiliki nilai historis yang tinggi dalam Islam, memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan makna bagi umat Muslim. Dalam tradisi Islam, kurma bukan hanya dianggap sebagai makanan yang sehat dan lezat, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sejarah yang penting.
Kurma memiliki tempat istimewa dalam budaya dan tradisi Islam, karena buah ini disebutkan secara eksplisit dalam Alquran, kitab suci umat Islam. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri mengonsumsi kurma sebagai bagian dari diet sehari-harinya, dan sering kali merekomendasikan para sahabatnya untuk memakannya sebagai sumber energi dan nutrisi.
Ada banyak jenis kurma, dan masing-masing memiliki rasa dan tekstur yang berbeda, di antaranya yaitu:
Pertama Medjool
Dikenal karena ukurannya yang besar, rasanya yang manis, warnanya yang kuning dan kekayaan rasa.
Kedua mabroom
Kurma yang kurang manis dibandingkan kurma jenis lain dengan bentuk memanjang, warna coklat kemerahan dan kenyal
Ketiga ajwa
Kurma yang memiliki rasa lembut berdaging hampir berair, dan sangat manis. Kurma ajwa termasuk kurma yang paling dipuja oleh umat Islam karena ditanam di Madinah, Arab Saudi.
Keempat deglet noor
Yaitu kurma yang berukuran sedang, warnanya lebih terang dan ideal untuk memasak dan membuat kue.
Kelima piarom
Kurma yang memiliki kulit lebih gelap tapi kaya rasa. Sedikit lebih kering dan dikenal karena rasanya yang unik.
Di sisi lain, kurma termasuk buah yang kaya akan gula alami, termasuk glukosa dan fruktosa. Gula ada sumber energi yang cepat dan efisien bagi tubuh manusia. Ketika seseorang berbuka puasa, tubuhnya membutuhkan asupan energi yang cepat untuk mengembalikan kadar gula darah ke tingkat normal setelah berpuasa seharian.
Selain itu, kurma juga mengandung kadar air yang cukup tinggi, sehingga bisa membantu dalam menjaga tubuh tetap terhidrasi setelah berpuasa seharian. Maka dari itu, konsumsi kurma saat berbuka puasa dapat membantu memulihkan cairan yang hilang selama puasa dan bisa mencegah dehidrasi.
Dalam hadis disebutkan:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum sholat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air. (HR. Abu Dawud, Ad-Daruquthni dan Al-Hakim).
Oleh karena itu, kurma dianggap sebagai buah yang banyak manfaatnya dan seringkali dijadikan sebagai makanan sunnah yang dijadikan menu berbuka puasa.