Diriwayatkan dari Hasan al-Fazari, tuturnya: Budak Amru bin Utbah bercerita kepadaku: Di siang hari yang sangat panas (tengah hari), kami terbangun. Kami lantas mencari-cari Amru bin Utbah. Kami temukan ia berada di atas sebuah gunung, tengah bersujud dalam sholatnya sambil mendung menggantung di atasnya, memayunginya. Kami pun keluar (memerangi) musuh, tanpa menjaganya karena saking banyaknya sholat yang ia kerjakan.
Pada suatu malam, saya melihatnya sedang sholat. Tiba-tiba kami mendengar auman singa. Kami langsung lari terbirit-birit, sementara ia tetap meneruskan sholatnya, bergeming. Setelah singa itu pergi dan ia selesai mengerjakan sholat, kami bertanya kepadanya, "Apakah Anda tidak takut pada singa?" Ia jawab, “Saya sungguh malu kepada Allah swt kalau harus takut kepada selain Allah,”
Yang lain bercerita: Ketika Amru bin ‘Utbah sedang berdiri shalat malam, tiba-tiba datang segerombolan singa yang berhenti di depannya, namun ia bergeming dalam sholatnya. Seekor singa datang menghampirinya dan melingkar di dekat kakinya. Ia tetap bergeming.
Ketika ia akan sujud, datang lagi seekor singa dan melingkar di tempat ia sujud. Amru bin Utbah hanya menyingkirkan singa itu, kemudian bersujud. Pagi harinya temannya datang dan memberi tahu apa yang terjadi tadi malam ketika ia sedang melaksanakan sholat. Amru bin Utbah hanya memperlihatkan bekas gigitan singa itu di kakinya."
Diriwayatkan pula dari Isa bin Amru, tuturnya: Pada suatu malam Amru bin Utbah keluar rumah dengan mengendarai kuda. Ia berhenti di sebuah kuburan dan berkata, "Wahai penghuni kuburan, buku catatan amal telah ditutup dan amal perbuatan kini telah ditampakkan." Ia pun menangis, kemudian ia membersihkan tempat di sekitar kakinya lantas melaksanakan sholat tahajud di sana. Ia baru kembali ke rumah saat waktu sholat Shubuh.