REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Thalhah bin Ubaidillah r.a adalah salah satu dari 10 orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW. Kedermawanan dan kemurahan hatinya merupakan keistimewaan dari Thalhah. Sejak muda, Thalhah dikenal sebagai pebisnis ulung sebagaimana dikutip dari "Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad SAW".
Atas keulungannya dalam berbisnis, ia pun masuk salah satu orang sukses yang kaya raya. Tetapi kekayaan harta tak membuatnya gembira. Ia justru gelisah dengan kekayaan tersebut. Hingga istrinya, Su'da binti Auf menanyakannya alasa suaminya itu pusing.
"Apa yang membuatmu sedih, wahai suamiku?" Tanya Su'da ketika melihat wajah sedih Thalhah.
"Harta yang ada padaku amat banyak. Hingga itu membuatku sedih dan pusing." Jawab Thalhah.
"Jangan pusing, bagikan saja harta itu." Ujar Su'da memberikan solusi kepada Thalhah.
Solusi yang disampaikan istrinya disambut baik oleh Thalhah. Ia pun mengumpulkan masyarakat lalu hartanya dibagikan sampai tak tersisa.
Menurut Jabir bin Abdullah, Thalhah adalah tipe orang yang pemurah. Dia senang tanpa perhitungan membagikan hartanya. Kendati demikian juga sangat memperhatikan keluarganya. Thalhah tak segan membiaya pernikahan di keluarganya serta membiayai kebutuhan mereka yang tak mampu.
Kemurahan hati Thalhah ditegaskan oleh Said bin Zaid r.a. Ketika itu, Said bepergian bersama dengan Thalhah melaksanakan tugas. Said berkata, "Aku tidak pernah melihat orang yang begitu pemurah memberikan harta, pakaian, dan makanan, selain dia!".
Thalhah adalah orang yang beriman di awal datangnya Islam. Sepulang dari perjalanan bisnisnya, Thalhah bertemu dengan seorang pendeta di Bushra. Pendeta itu memberikan nasehat tentang kedatangan Nabi di Makkah. Sang pendeta juga menyarankan agar menjadi pengikut Nabi karena dengan itu hidupnya akan penuh dengan keberkahan, petunjuk, rahmat dan kebebasan.
Setibanya di Makkah, ia langsung menemui Abu Bakar. Dan sepanjang perjalanan pulang, Thalhah sudah mendengar bahwa Muhammad telah mendeklarasikan sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. Thalhal pun yakin atas Muhammad sebagai utusan Allah saat mengetahui Abu Bakar sudah bergabung dalam barisan Rasulullah SAW.
Dalam gumamnya, Thalhah semakin yakin karena Muhammad dan Abu Bakar tak pernah berbohong. Maka ditemani Abu Bakar, Thalhah menemui Rasulullah dan menyatakan keimanannya. Ia bahkan menjadi kepercayaan Rasulullah dalam sejumlah peristiwa penting dalam peperangan.
Salah satunya pada saat Rasulullah dan pasukannya terdesak oleh musuh pada perang Uhud. Thalhah menyerang dengan semangat. Akibatnya tubuhnya penuh dengan hampir 70 tusukan tombak, sabetan pedang dan panah yang menancap.
Atas aksinya itu, Rasulullah memuji Thalhah. Dan Thalhah pun merasa senang atas pujian yang diberikan oleh Rasulullah.
"Barangsiapa yang suka melihat seorang laki-laki yang masih berjalan di muka bumi, padahal dia telah memberikan nyawanya kepada Allah, hendaknya ia melihat Thalhah," bunyi pujian Rasulullah kepada Thalhah.