Kedatangan Kiai Said ke Gedongan juga memiliki berbagai versi. Ada yang menyebutkan ingin menghindari kejaran dari penjajahan Belanda karena terlibat pemberontakan dengan yang digagas Kesultanan Cirebon dan Bagus Rangin. Adapula yang menyebutkan Kiai Said memang sengaja datang untuk menyebarkan Islam secara luas di kawasan Cirebon.
Menurut penuturan para Kiai Gedongan, kepergiannya ke Gedongan disebutkan atas izin keluarga Sultan Kasepuhan Cirebon. Di sana, Kiai Said diperbolehkan menempati tanah hutan sebagai tempat pengasingan karena tanah tersebut milik ayahnya.
Ia bersama istri, Nyai Maemunah dan beberapa santri dengan total 24 orang menempati tanah tersebut yang kelak menjadi pesantren berpengaruh hingga saat ini. Cirebon memang tak bisa dipisahkan dari proses penyebaran Islam di Jawa Barat.
Peran Kesultanan Cirebon dan para ulamanya menjadi tonggak tersebarnya nilai-nilai Islam di Jawa Barat. Ajaran-ajaran mereka masih lestari hingga sekarang ini.