Ahad 03 Mar 2024 21:27 WIB

Israel Tunggu Sapi Merah dan Kaitannya dengan Kuil Sulaiman di Balik Robohnya Al Aqsa

Zionis Israel berupaya untuk merobohkan Masjid Al-Aqsa

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.
Foto:

Sejak abad ke-19, gerakan Zionis berusaha mengeksploitasi kisah Kuil Sulaiman dan menghidupkannya kembali dari lipatan sejarah kuno. Hal ini dibuat sebagai tipu muslihat untuk menduduki Palestina. 

Padahal fakta sejarah membuktikan bahwa kaum Yahudi tidak mempunyai entitas politik kecuali selama 70 tahun. Ini adalah periode di mana Nabi Daud dan Sulaiman mengambil alih kekuasaan dari tahun 1000 SM sampai tahun 928 SM.

Palestina telah menjadi wilayah Arab-Islam sejak penaklukan Islam pada abad ke-7 M hingga saat ini. Jangka waktu yang singkat di mana orang-orang Yahudi membentuk kekuasaannya tidak memberi mereka dasar sejarah apa pun untuk mengklaim Palestina.

Namun ekstremis gerakan Zionis mengeklaim bahwa lokasi Kuil Sulaiman yang dihancurkan pada tahun 70 M (dihancurkan Romawi) adalah tempat yang sama dengan tempat Masjid Al Aqsa dibangun.

Karena klaim ini, zionis terus mencari bekas reruntuhan Kuil Sulaiman dan membangunnya kembali di atas reruntuhan tersebut. Banyak sejarawan dan arkeolog Muslim yang membantah klaim itu.

Kendati demikian, upaya pembangunan kembali Kuil atau Haikal Sulaiman tidak pernah berhenti. Tepatnya pada 1929, di masa Mandat Inggris Atas Palestina, pecah sebuah revolusi yang dikenal dengan Revolusi Buraq pada 1929. Itu terjadi setelah sekelompok orang Yahudi menyerbu Tembok Buraq di Yerusalem.

Saat itu, umat Islam bentrok dengan sekelompok warga Israel yang ingin menyerbu Masjid Al-Aqsa dan mengadakan acara keagamaan di Tembok Buraq. 

Kemudian dibentuklah Asosiasi Penjaga Masjid Al-Aqsa, yang cabangnya tersebar di sebagian besar kota-kota Palestina. Umat Kristen berpartisipasi bersama para pemimpin Gerakan Nasional dalam mempertahankan wilayah Palestina.

Lantas mengapa Zionis Israel tak kunjung merobohkan Masjid Al Aqsa? Jamak diketahui, Zionis Yahudi berusaha menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa tanpa berani masuk ke dalam masjid itu sendiri. Alasan ini ternyata berkaitan dengan “Sapi Merah”.

Sapi merah, atau dalam bahasa Ibrani disebut "Bara Aduma", adalah sapi yang ditunggu-tunggu kelahirannya oleh bangsa Yahudi untuk merobohkan Masjid Al-Aqsa dan membangun Kuil Ketiga.

Sapi merah ini memiliki bulu yang benar-benar merah. Bahkan tidak ada sehelai bulu pun yang berwarna lain, kecuali merah. Sapi ini adalah betina, belum hamil, dan belum diperah. Sapi ini lahir secara alami dengan warna merah, dan dibesarkan berdasarkan Ardh Israil (tanah Israel).

Bila sudah berumur dua tahun, dapat digunakan dalam proses penyucian yang harus dilakukan di Bukit Zaitun Yerusalem, seberang Masjid Al-Aqsa. Disembelih dengan cara dan ritual khusus, kemudian dibakar dengan ritual khusus. Lalu abunya digunakan dalam proses menyucikan orang-orang Yahudi.

Sapi merah ini dipersembahkan kepada para imam untuk disembelih setelah ditambahkan kayu cedar, hisop, wol, dan benang kirmizi yang diwarnai, sebelum sisa abunya dimasukkan ke dalam bejana berisi air mengalir murni atau air hujan.

Menurut kepercayaan Yahudi..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement