Jumat 01 Mar 2024 05:55 WIB

Ahli dari Vatikan Sebut Alquran Sebagai Referensi Penting Keberadaan Kota Iram

Ahli dari Vatikan menyebut Kota Iram dan bangsa Ad saling berhubungan.

Rep: Fuji Eka Permana, Nashih Nasrullah/ Red: Erdy Nasrul
Prasasti Ebla berbahasa Semitik yang paling tua yakni Eblaite.
Foto:

Dilansir dari Buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pada 1964 - 1979 dilakukan penggalian intensif di wilayah barat laut Suriah, tepatnya di Tell Mardikh.

Penggalian yang dilakukan selama kurang lebih 15 tahun ini dipimpin oleh Profesor Giovani Pettinato dari The Italian Archeological Mission, dibantu Dr Father Dahood dari Pontifical Biblical Institute, Vatikan. 

Dalam penggalian itu ditemukan ribuan prasasti yang bertuliskan huruf Semitik Purba, Eblaite. Setelah dilakukan penelitian intensif terhadap prasasti Ebla ini, pada  1986 yakni tujuh tahun setelah selesai penggalian, umur prasasti Ebla serta pernyataan- pernyataan dalam huruf Eblaite yang ada padanya dapat dipecahkan sandinya, dibaca, dan diterjemahkan.

Prasasti Ebla ini ternyata berumur 2.500 tahun Sebelum Masehi (SM) atau sekitar 4.500 tahun lalu. Dengan demikian prasasti ini mempunyai umur tarikh yang sama dengan tarikh bangsa Aad dan Samud menurut tradisi Arab Purba. 

Pernyataan dalam huruf dan bahasa Eblaite pada prasasti Ebla menyatakan, "Kerajaan Ebla telah mengadakan hubungan dagang dengan bangsa Shamutu dan Aad di Kota Iram."

Jelas menunjukkan bahwa bangsa Shamutu tidak lain adalah bangsa Samud yang disebut dalam Alquran. 

 

Mengenai nama Aad dan Iram dalam prasasti Ebla ini tertulis sama persis dengan apa yang tertulis dalam Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement