Selasa 27 Feb 2024 16:30 WIB

Kafir Quraisy yang Masuk Islam dan Menjadi Toko Sentral Fathu Makkah

Abu Sufyan berperang melawan Nabi pada perang Uhud dan pertempuran Khandaq.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)
Foto:

Abu Sufyan keluar dari forum pertemuan itu sementara isi pembicaraan yang terjadi begitu mempengaruhi jiwanya, saat dia berguman dalam hati, "Wahai segenap hamba Allah, sungguh menjadi besar persoalan (kerasulan) Ibnu Abi Kabisyah (Muhammad Saw.), para raja-raja Keturunan Ashfar (Romawi) menjadi gentar kepadanya dari dalam istana mereka di Syam.”

Kaum Quraisy melanggar isi Perjanjian Hudaibiyah pada tahun 8 H. Abu Sufyan berangkat ke Madinah untuk bernegosiasi agar tidak terjadi perang. Dia menemui putrinya, Ummu Habibah binti Abu Sufyan yang menjadi istri Rasulullah Saw. Dia beranjak untuk duduk di alas tidur Rasulullah, tapi Ummu Habibah dengan cepat melipat alas tidur tersebut.

Abu Sufyan bertanya, "Wahai putriku, sungguh demi Allah, aku tidak mengerti apakah engkau tidak suka jika alas tidur itu aku duduki atau engkau tidak suka aku mendudukinya."

Ummu Habibah menjawab, "Ini alas milik Rasulullah, sementara engkau seorang yang musyrik. Aku tidak suka engkau duduk di atas alas tidur Rasulullah Saw.”

Abu Sufyan berlalu menemui Rasulullah, tapi Rasulullah tidak mau menemuinya. Lalu Abu Sufyan mencoba membujuk Umar, Abu Bakar, atau Ali untuk menjadi "perantara", namun mereka semua menolak, sampai Fatimah pun menolak membantunya untuk menjadi “perantara". Sampai akhirnya Ali mengusulkan kepadanya agar pulang ke Makkah. Abu Sufyan pulang ke Makkah. Sementara Rasulullah Saw. bersiap-siap bersama kaum Muslimin menuju Makkah.

Pada tanggal 10 Ramadhan 8H, Rasulullah berangkat bersama 10 ribu sahabat dari Madinah menuju Makkah. Rasulullah saw melakukan perjalanan tersebut dalam kondisi berpuasa.  Ketika tiba di Kadid, Rasulullah Saw merasa tidak kuat lagi untuk terus berpuasa selama melakukan perjalanan. Beliau membatalkan puasanya dan memerintahkan para sahabat untuk melakukan hal yang sama. Kemudian, beliau melanjutkan perjalanannya hingga tiba di Marra ad-Dhahran menjelang waktu shalat isya'. Setiap anggota pasukan diperintahkan untuk menyalakan obor, sehingga sepuluh ribu obor dinyalakan malam itu, dengan Umar bin Khattab yang bertugas mengawasinya.

Cahaya ribuan obor tersebut mengejutkan Abu Sufyan bin Harb, komandan pasukan pagan. Dia mengajak Hakim bin Hazam dan Budail bin Waraga untuk menyelidiki cahaya tersebut, dan ia berkata dengan takjub, "Aku tidak pernah menjumpai api dan pasukan seperti yang aku saksikan hari ini."

Budail berkomentar, "Ini mungkin pasukan Khuzaa." Abu Sufyan bin Harb menolak pendapatnya dengan berkata, "Bani Khuzaa terlalu rendah untuk memiliki api dan pasukan semacam ini."

Malam itu juga Abu Sufyan bin Harb berniat menghadap Rasulullah Saw ketika Abbas Ra sedang mengikatkan tali keledai Rasulullah Saw, dia mendengar sebuah suara dan Abbas pun memanggilnya, "Abu Handhla?" Abu Sufyan bin Harb menjawab dan bertanya, "Abu Fadl?” "Ya," jawab Abbas.

Kemudian, Abu Sufyan bin Harb bertanya kepada Abbas, "Bolehkah orang tuaku ditebus olehmu, apa masalahnya?"

Abbas berkata, "Lihatlah! Rasulullah Saw berada di sini bersama pasukannya. Kehancuran mengancam suku Quraisy!"

Abu Sufyan bin Harb bertanya, "Bolehkah ayah dan ibuku engkau tebus, apa yang engkau sarankan untuk kami lakukan?"

Abbas berkata, "Jika ada orang muslim yang mengetahui kedatanganmu, engkau pasti akan dibunuh. Ke sini, naiklah ke atas keledai ini, dan aku akan membawamu menghadap Rasulullah Saw." Kemudian, Abu Sufyan bin Harb duduk di belakang Abbas dan berangkat untuk menemui Rasulullah Saw. Umar bin Khattab Ra melihatnya dan berkata, "Engkaukah itu Abu Sufyan, musuh Allah Swt? Puji syukur kepada Allah swt yg telah memberikanmu kepada kami perjanjian,”

Umar bergegas menemui Rasulullah Saw untuk mengabarkan tentang tamu tak diundang tersebut. Sementara itu, Abbas memacu keledainya dan tiba di hadapan Rasulullah Saw sebelum Umar. Umar, yang tanpa rasa takut, ikut masuk bersama mereka dan meminta izin untuk membunuh Abu Sufyan bin Harb.

Abbas memprotes, "Aku melindunginya." Kemudian, dia memegang kepala Rasulullah Saw dan berkata, "Malam ini, tidak seorang pun yang akan berbicara dengan Rasulullah, kecuali aku." Umar berulang kali meminta izin Rasulullah Saw untuk membunuh Abu Sufyan bin Harb, tetapi Rasulullah Saw tetap diam.

Sambil berpaling kepada Abbas, Rasulullah Saw berkata, "Bawa dia (Abu Sufyan bin Harb) ke rumahmu, dan temui aku besok pagi."

Pagi tiba dan Abu Sufyan bin Harb pun tiba di hadapan Rasulullah Saw. Rasulullah Saw berkata kepadanya, "Celakalah engkau, Abu Sufyan! Tidakkah ini waktu bagimu untuk mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Swt?"

Abu Sufyan bin Harb berkata, "Bisakah engkau menyelamatkan ibu dan ayahku, betapa baik, lembut, dan terhormanya engkau. Aku pikir, seandainya memang ada tuhan selain Allah Swt, dia akan menolongku hari ini."

Rasulullah Saw kembali berkata, "Celakalah engkau, Abu Sufyan! Tidakkah ini waktu bagimu untuk mengakui aku sebagai Nabi dan Rasul Allah Swt?"

Abu Sufyan bin Harb berkata, "Aku masih meragukannya." Abbas berkata, "Peluklah agama Islam sebelum engkau kehilangan kepalamu." Kemudian, Abu Sufyan bin Harb membaca kalimat syahadat dan masuk Islam.

Abbas berkata, "Wahai Rasulullah! Abu Sufyan mencintai kehormatan. Berikanlah kepadanya kehormatan."

Rasulullah Saw berkata, "Baiklah, setiap orang yang memasuki rumah Abu Sufyan bin Harb akan selamat, mereka yang menutup pintu rumahnya akan selamat, dan mereka yang memasuki Masjidil Haram akan selamat."

 

Pada peristiwa Fathu Makkah, Abu Sufyan menjadi tokoh sentral yang dihormati penduduk Makkah sebagai wakil dari Rasulullah Saw. Dan, proses pembebasan Makkah pun berlangsung tanpa banyak mengalirkan darah.

Sumber:

 Wajah Politik Muawiyah bin Abu Sufyan: Mengurai Sejarah Konflik Sunni-Syiah oleh Hepi Andi Bastoni

Sirah Nabawiyah: Sejarah Paling Autentik tentang Kehidupan Rasulullah Saw oleh Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakpuri

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement